Berita

Mahasiswa FEB UMY Raih Best Sociopreneur 2016

20160907_220244-2

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kembali meraih prestasi tingkat nasional. Kali ini prestasi tersebut diraih oleh Taufiq Ainun Ulya mahasiswa dari program studi Manajemen angkatan 2014. Taufiq berhasil menyabet juara sebagai Best Sociopreneur kategori pertanian dan kemaritiman dalam ajang Kompetisi dan Expo Sociopreneur Muda Indonesia 2016 (SOPREMA 2016) pada (07/09) di Graha Sabha Pramana UGM pekan lalu.

            Kompetisi ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UGM dan bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA). Tim Taufiq yang mengusung “Nilam Socio Enterprise” dibantu oleh Dra. Hasnah Rimiyati, M.Si sebagai dosen pembimbing terkait managemen pemasaran. “Melalui pengembangan Nilam Socio Enterprise ini dengan membagikan bibit tanaman Nilam ke para pemilik lahan tidak produktif di sejumlah daerah di Yogyakarta. Saya membeli nilam yang menjadi bahan baku minyak atsiri dengan mengolah lalu memasarkannya,” jelas Taufiq saat diwawancara oleh salah satu tim jurnalis Biro Humas dan Protokol UMY melalui email pada Selasa (13/9).

            Taufiq menyebutkan, nama-nama yang keluar sebagai jawara SOPREMA 2016 dan mendapatkan pengembangan usaha senilai 35 juta setiap tim antara lain, Ferry Verawati (Jawa Tengah), Indotani Makmur (Jawa Tengah), Jambi Youth Movement (Jambi), Najah (Kalimantan Barat), Sosis Cilukba (Jawa Timur), serta Nilam Socio Enterprise (Yogyakarta) sebagai best Sociopreneur. Sedangkan Nilam Socio Enterprise mendapatkan tambahan dana pengembangan sebesar 15 juta rupiah.

“Setelah dinyatakan sebagai peraih Best Sociopreneur 2016, saya merasa sangat senang dengan keberhasilan menjadi juara. Ini dapat menjadi pengembangan diri saya untuk menjadi lebih baik dan dapat menginspirasi para entrepreneur muda agar terus berkreasi dan berinovasi dalam kegiatan sosial. Alhamdulillah peraih best sociopreneur mendapatkan dana pengembangan total senilai 50 juta rupiah,” ungkapnya.

             Taufiq kembali menjelaskan, dalam kompetisi tersebut ada beberapa hal yang dinilai. Diantaranya yaitu kelayakan bisnis yang berkaitan dengan kemungkinan dari program ini dapat diimplementasikan sebagai sebuah bisnis sosial, kreativitas yang dengan menunjukkan ide solutif dan kreatif di dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang muncul di masyarakat, dan inovasi sebagai bagian dari orisinalitas program tersebut.

            “Hal lain yang dinilai dari kompetisi ini yaitu program bisnis yang dilakukan harus memberikan dampak sosial dan kebermanfaatan bagi masyarakat. Manfaat ini dapat dilihat dari sejauhmana keterjangkauan program tersebut di dalam memecahkan permasalahan yang dialami masyarakat, khususnya kelompok-kelompok masyarakat yang termarginalkan. Adanya komitmen dan keberlanjutan dari program tersebut juga turut dinilai,” jelasnya.

            Melalui kompetisi yang diikuti oleh pemuda usia 16 hingga 30 tahun dari seluruh propinsi di Indonesia ini, Taufiq berharap agar berbagai pihak juga ikut mendukung kompetisi seperti Sociopreneur untuk memberdayakan masyarakat. “Harapannya, makin banyak mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan ini. Dan semoga pihak universitas dapat mensupport kami dalam berbagai hal, serta memberikan kami banyak kesempatan bekerjasama dengan universitas untuk menuju sociopreneur tingkat Asia mewakili Indonesia,” harap Taufiq. (hv)