Berita

Wagub DIY Sambut Baik MGPS ke 5

img_3220

Mahathir Global Peace School (MGPS) ke 5 akan mulai dibuka pada tanggal 26 November mendatang. Dengan mengangkat isu perdamaian, MGPS ke 5 ini mendapatkan sambutan baik dari Wakil Gubernur DIY KGPAA Pakualaman X.

Saat ditemui di Kepatihan pada Jum’at (18/11), Wagub DIY menyampaikan apresiasinya. “Secara pribadi menurut saya ini program yang luar biasa. Kita jadi punya sillaturrahim dengan yayasan Mahathir Foundation,” ujar Wakil Gubernur.

Apresiasinya juga disebutkan terkait dengan adanya implementasi atas program pemerintah 3K, sesuai harapan Gubernur DIY. “Tiga K itu meliputi Kampung, Kantor, dan Kampus. Jadi program perdamaian seperti harapannya tidak hanya meliputi Kampus saja, melainkan juga mengena ke kantor dan kampung. Kedepannya harapannya saya agenda seperti ini juga bisa ditawarkan ke paguyuban-paguyuban atau LSM, sekalian woro-woro ke mereka kalau di Jogja ada acara,” harap Wakil Gubernur.

Dalam forum tersebut hadir pula Agung Supriyono, SH, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY, dan ibu Tutik, perwakilan dari Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) DIY. Senada dengan Wakil Gubernur DIY, Agung juga menyampaikan apresiasinya atas diadakannya MGPS ke 5 yang menyangkut masalah perdamaian.

“Di Jogja ini ada banyak suku, sehingga Jogja banyak yang menyebutnya sebagai mini Indonesia. Dengan kondisi tersebut, potensi konflik di Jogja tentu sangat besar dan kompleks. Sehingga kegiatan yang bertajuk perdamaian ini harapannya akan dapat menumbuhkan kecintaan perdamaian di Jogja. Sehingga Jogja bisa menjadi role model bagi kota-kota lainnya yang mampu menimbulkan rasa cinta kedamaian bagi masyarakatnya,” ujar Agung.

Wakil Rektor III UMY, Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE. menyebutkan bahwa program MGPS memiliki beberapa keunggulan. “Program ini adalah program short-term non-gelar. Sehingga program ini bisa menjangkau siapa saja dan tidak hanya dari kalangan akademisi saja. Bisa dari aktivis, jurnalis, dan bahkan pada MPGS kali ini peserta juga ada yang berasal dari akademi militer dan kepolisian,” jelas Sri.

Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, MA. turut menjelaskan bahwa MGPS sendiri merupakan program kerjasama antata Perdana Global Peace Foundation (PGPF) milik Tun Mahathir Mohamad dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. “Di bidang pendidikan, PGPF bekerja sama dengan UMY sebagai satu-satunya universitas di Indonesia untuk mengadakan sekolah perdamaian. Harapannya adalah untuk menumbuhkan kecintaan perdamaian dari kalangan akademisi. PGPF yang memiliki konsen akan perdamaian juga menjalin kerjasama dengan negara-negara seperti Palestina namun di bidang yang berbeda,” ujar Prof. Bambang. (deansa)