Berita

UMY Upayakan Standarisasi Kualitas Sekolah Muhammadiyah di Kulonprogo

Pergerakan Muhammadiyah selama lebih dari seratus tahun pada bidang pendidikan tidak perlu diragukan lagi. Baik secara langsung atau melalui amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah. Pada kesempatan ini, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) semakin masif bergerak untuk memberikan kontribusi pada kemajuan pendidikan dengan menerjunkan mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Muhammadiyah Mengajar.

Melalui Lembaga Penelitian, Publikasi Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M), UMY akan menggelar KKN Muahammadiyah Mengajar yang bertempat di berbagai sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Kulonprogo. Kepala LP3M UMY, Dr. Ir. Gatot Supangat, MP, menyampaikan bahwa program ini diprioritaskan bagi mahasiswa UMY yang menempuh pendidikan di jurusan kependididikan. Seperti Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Tetapi tetap membuka peluang bagi mahasiswa dari program studi lainnya.

“Mencerahkan kehidupan bangsa adalah tujuan Muhammadiyah, maka program ini diadakan sebagai bentuk kepedulian terhadap bangsa. tidak dapat kita pungkiri bahwa kualitas sekolah sangat menentukan kualitas seorang anak di masa depan. Maka kami bentuk KKN Muhammadiyah yang diikuti oleh mahasiswa UMY,” ujar Gatot saat ditemui secara terbatas pada acara Pemaparan Program KKN Muhammadiyah Mengajar, Selasa (3/3) di UMY.

Tujuan dari program ini adalah memberikan standar yang sama dari setiap sekolah Muhammadiyah yang ada di Kapupaten Kulonprogo. Dalam hal ini, standar yang dimaksud terdiri dari kualitas sumber daya manusia, manajemen dan kurikulum. Nantinya ketika standar ini sudah terbentuk dan dijalankan, harapannya dapat menghasilkan lulusan yang baik serta tidak ada ketimpangan dari setiap sekolah.

Gatot juga menerangkan bahwa program ini mulai dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2020. Tetapi akan diteruskan oleh relawan ketika KKN sudah usai.

“Program ini akan terus berjalan sepanjang tahun. Setelah mahasiswa KKN akan ada yang melanjutkan sehingga semua tetap berjalan. Baik mahasiswa atau relawan yang akan diterjukan ke sekolah memiliki berbagai tugas seperti mengajar, manajemen, menyusun berbagai komponen yang dibutuhkan serta mencari data untuk mengetahui permasalahan mendetail setiap sekolah,” imbuh Gatot.

Pemilihan Kulonprogo sebagai lokasi pengabdian dikarenakan perkembangan ekonomi dan sosial di daerah itu sangat pesat. Maka dibutuhkan kualitas manusia yang mumpuni. Gatot berharap nantinya putra daerah lah yang akan mengelola segala aset yang ada di daerah itu, bukan orang dari luar. Maka dibutuhkan kualitas pendidikan yang baik agar impian itu terlaksana.

Kedepannya program serupa juga akan dilaksanakan pada daerah lain di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya. Program ini juga melibatkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Kulonprogo untuk bekerja sama. (ak)