Universitas Muhammadiyah Yogyakarta senantiasa mengembangkan kerjasama dengan universitas-universitas lain baik di dalam dan khususnya luar negeri. Kali ini UMY pada satu kesempatan langsung menandatangi MoU (Memorandum of Understanding) dan mengembangkan kerjasama dengan 3 universitas di Taiwan.
Tony K. Hariadi, S.T., M.Eng, selaku Kepala Kantor Urusan Internasional, Biro Kerjasama UMY, menjelaskan bahwa pihak UMY telah mengunjungi 3 universitas di Taiwan yakni National Chung Cheng University, National Taipei University of Technology, dan National Central University pada 21-25 Mei lalu. Kunjungan tersebut juga diikuti oleh Dekan Fakultas Teknik UMY, Jazaul Ihsan, Ph.D., Wakil Dekan Fakultas Teknik UMY, Slamet Riyadi, Ph.D., dan Aris Widyo Nugroho, Ph.D.
“Tingkat kerjasama yang ditandatangani dengan masing-masing universitas berbeda. Seperti dengan National Chung Cheng University kami menandatangani MoU antar Fakultas Teknik dari kedua institusi. Sementara dengan National Central University sebelumnya Fakultas Teknik UMY sudah menandatangani MoU pada November 2016 lalu, namun hanya antar Fakultas Teknik saja. Pada kunjungan ini, kerjasama akan dikembangkan pada tingkat universitas. Sedangkan dengan National Taipei University of Technology kami menandatangani MoU di tingkat Universitas,” jelas Tony saat dihubungi pada Selasa (6/6).
Tony menambahkan bahwa isi MoU yang ditandatangani dengan ketiga universitas memiliki konten yang kurang lebih sama. “MoU tersebut isinya antara lain joint research, joint conference, pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, dan lain sebagainya. Sementara khusus dengan National Central University akan ada skema kerjasama baru dimana UMY akan mengirimkan dosen-dosen untuk melanjutkan studi pada program pendidikan Doktor di sana. Sedangkan pada awal September mendatang, akan ada dosen dari National Chung Cheng University yang akan mengajar selama sebulan di program studi Teknik Elektro UMY,” terang dosen Fakultas Teknik UMY tersebut.
Adanya dosen tamu dari universitas asing, disebutkan Tony, akan menambah point pada internasionalisasi UMY. Dengan mendundang dosen dari universitas asing, diharapkan mahasiswa UMY akan mempunyai pengalaman lebih. “Tentu dosen tersebut akan membagikan pengalaman riset dan sistem belajar di negara asalnya pada mahasiswa UMY. Dengan begitu mahasiswa akan lebih terbuka wawasannya untuk tahu lebih dalam mengenai mata kuliah yang diampu oleh dosen tersebut, atau juga tentang dunia di luar Indonesia. Selain itu, dosen tersebut juga akan diarahkan untuk bekerja sama dengan dosen-dosen di UMY dalam penulisan riset dan jurnal, ataupun sharing tentang bagaimana cara menulis jurnal atau riset yang baik, dan lain sebagainya,” ujar Tony.
UMY sendiri sebelumnya, ditambahkan Tony, sudah bekerja sama dengan beberapa institusi di Taiwan, seperti dengan Central Taiwan University of Science and Technology (CTUST), National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Tamkang University, I-Shou University di Kaohsiung . Disebutkan pula bahwa beberapa dosen UMY merupakan lulusan dari universitas di Taiwan, seperti Prof. Agus, Pak Wida dari prodi Teknik Elektro, dan beberapa mahasiswa UMY atau alumni UMY juga banyak yang melanjutkan pendidikan di universitas di Taiwan.
Tony menegaskan bahwa banyaknya jumlah mitra sebuah universitas akan berpengaruh pada akreditasi universitas tersebut. “Berapa banyak mitra asing itu berpengaruh pada penilaian ranking kita di luar negeri. Tidak hanya itu, pada posisi berapa mitra kita berada di ranking internasional, juga akan menambah point tersendiri bagi UMY. Misalnya jika mitra UMY berada pada 500 top university di dunia, maka point untuk ranking UMY di tingkat internasional akan semakin meningkat pula. Selain itu, dengan bekerja sama dengan universitas asing, harapannya akan semakin banyak jumlah penelitian dan riset yang dihasilkan oleh dosen-dosen UMY dan dipublikasikan, dan bagi alumni kita, harapannya juga akan semakin banyak yang diterima untuk melanjutkan studi di universitas-universitas tersebut,” tutup Tony. (deansa)