Berita

Rintis Desa Wisata Surya Buana, Dosen UMY Lakukan Pendampingan dan Pemberdayaan Pokdarwis Mranggen

Sadar akan potensi alam, sosial budaya dan prospek wisata, masyarakat Desa Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang merintis Desa Wisata yang diberi nama Desa Wisata Surya Buana. Kesadaran ini sudah tertuang dalam RPJMDes Desa Mranggen sejak 2018. Namun kesadaran ini baru mulai direalisasikan pada tahun 2019 melalui kerjasama pemberdayaan masyarakat antara Desa Mranggen dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Embrio kesadaran ini kemudian diperkuat dengan Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) tahun 2020 Kemenristek (DRPM Dikti) yang dimotori Tim Dosen UMY terdiri atas Sutrisno, SP, MP, Dr Ir Triwara Buddhi Satyarini dan Yulianto Achmad, SH, MH, serta Susiyanto, SE, MM dari STIPRAM Yogyakarta.

“Kegiatan PPDM ini kami mulai dengan pembetukan dan pengembangan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan kegiatan rintisan pengembangan sarana Desa Wisata. Dukungan dan antusiasme masyarakat Desa Mranggen sangat tinggi terbukti dari partisipasinya dalam setiap kegiatan. Mereka meyakini bahwa jika Mranggen menjadi Desa Wisata, ada peluang pendapatan alternatif mengingat sebagian besar masyarakat Mranggen bekerja sebagai penambang pasir,” jelas Sutrisno selaku Ketua Tim pelaksana PPDM, Kamis (13/8).

Sutrisno kembali menambahkan bahwa menurut Kazis Fuadi Kepala Desa Mranggen penambangan pasir Merapi di wilayah sekitar Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mulai dibatasi, sehingga alternatif peluang penghasilan lain bagi masyarakat Mranggen harus selalu dicari. “Lurah Desa Mranggen ini juga telah menetapkan kebijakan desa bahwa Desa Wisata Surya Buana Mranggen boleh memanfaatkan tanah kas desa sekitar 5 hektar sebagai area pusat desa wisata. Letaknya sangat strategis karena berada di tepi jalan akses utama menuju wisata Jurang Jero dan TNGM,” ujar Sutrisno lagi.

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh tim PPDM untuk menguatkan kelembagaan pokdarwis ini antara lain dengan workshop, pelatihan manajemen pengelolaan desa wisata, melakukan kunjungan belajar ke desa wisata lain, pelatihan bangunan bambu, pelatihan kuliner olahan pangan lokal, pembangunan awal warung kuliner dan sarana pendukung, pembentukan camping ground, promosi sajian wisata, serta pembuatan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) pokdarwis, jobdesk pengelola dan aturan pengelolaan wisata.

“Desa Wisata dapat dirintis dan dikembangkan dengan konsep 4 A yang sangat populer dalam dunia wisata, yaitu Aktor (pelaku), Atraksi (sajian), Akomodasi (sarana) dan Atmosfir (dukungan lingkungan). Bertolak dari teori ini, maka program PPDM yang dilaksanakan pertamanya pada penguatan kelembagaan pokdarwis. Sebab mempersiapkan SDM pengelola wisata yang solid, tangguh dan kreatif adalah sangat penting. Maka fokus PPDM 2020 ini penguatan pokdarwis dan manajemen pengelolaan. Fasilitas awal hanya sebagai pancingan, sarana selanjutnya dapat diwujudkan dengan berbagai sinergi kerjasama. Dukungan masyarakat sudah baik, dukungan pemerintah desa tahap awal sudah diwujudkan dalam fasilitas pendopo Joglo yang didirikan berdekatan dengan salah satu area camping ground multifungsi yang saat ini sedang dalam proses perataan tanah. Pihak Desa Mrangen juga akan mengganggarkan pengembangan Desa Wisata dalam RPJMDes 2021 dan melakukan pendaftaran pokdarwis ke Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang,” tutupnya.-

Share This Post

Berita Terkini