Berita

PTM Aset Penting di Abad 21

IMG_8299

Pada abad ke 21 saat ini, target di dunia pendidikan pada perguruan tinggi adalah bagaimana sebuah perguruan tinggi tersebut saling berlomba memperebutkan titel terbaik. Adanya pikiran inilah yang menjadikan perguruan tinggi di seluruh dunia hanya berfokus pada kompetisi bagaimana perguruan tinggi tersebut dianggap baik dimata dunia hingga mengesampingkan sisi islami.

Dilihat dari kondisi ini Perguruan Tinggi Muhammadiyah sangat berperan bukan hanya berlomba-lomba dalam hal ilmu pengetahuan, namun juga tanpa mengesampingkan agama pada hal pendidikannya. Maka dari itu, PTM sangat dibutuhkan untuk membangun perguruan tinggi dengan mencetak sumberdaya yang berkarakter Islami.

Pernyataan tersebut seperti yang diungkapkan oleh Dr. Chairil Anwar selaku wakil ketua Majelis DIKTI dan Ditlitbang saat memberikan sambutan pada pertemuan Wakil Rektor bidang kemahasiswaan PTM se Indonesia pada Rabu (10/8) di ruang Sidang Direktur Pascasarjana lantai 1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam ungkapannya tersebut, Chairil mengatakan bahwa abad ke 21 saat ini disebut dengan revolusi industri dan revolusi ilmu pengetahuan. Revolusi tersebut berjalan karena ada agama di satu sisi dan ilmu pengetahuan di sisi lain. Atas dasar pemikiran inilah yang memunculkan pemikiran sekulerisme.

“Abad saat ini adalah abad ilmu pengetahuan dan yang membawa adalah perguruan tinggi. Inilah sebabnya di dalam perlombaan seringkali kita saling menunjukkan performa siapa yang terbaik, lalu mengesampingkan agama hingga tanpa ada karakter islami,” ungkapnya.

Dalam pertemuan WR bidang kemahasiswaan yang dihadiri oleh 34 perwakilan Wakil Rektor PTM/PTA di seluruh Indonesia dan bertajuk “Pola Pembinaan dan Pengembangan Kemahasiswaan di PTMA untuk Mewujudkan Visi Muhammadiyah,” Chairil melanjutkan bahwa untuk mewujudkan PTM yang sangat diperlukan pada abad ini yaitu bagaimana membina kemahasiswaan yang jujur, cerdas, tangguh, dan peduli. “Dalam pelaksanaan karakter perguruan tinggi pada umumnya terdapat tridarma PT, budaya organisasi, kegiatan kemahasiswaan, kegiatan keseharian, serta budaya akademik. Bedanya PTM dengan PT lainnya yaitu PTM mendapat tambahan pengetahuan terkait kemuhammadiyahan. Ini diperlukan untuk membangun mahasiswa PTM akan pentingnya berkemuhammadiyahan yang berlandaskan Al Qur’an,” lanjutnya.

Sementara itu Wakil Rektor III dibidang kemahasiswaan UMY, Sri Atmaja P. Rosyidi, Ph.D., mengatakan bahwa terdapat 2 parameter yang digunakan untuk tolak ukur di UMY yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. “Dalam keunggulan kompetitif inilah merupakan refleksi data saing di segala aspek kehidupan. Kegiatan Festival Al Qur’an yang sedang berlangsung ini telah mencangkup kedua aspek tersebut,” paparnya.

Sri Atmaja menambahkan, membangun PTM yang baik bukan hanya membangun karakter mahasiswa. Namun pimpinan juga sangat diperlukan, karena pimpinan yang menjadi contoh bagi mahasiswa. Dilihat dari ini maka dibutuhkan strategi dalam mewujudkan intelektual muda yang cerdas dan berkarakter.

“Untuk membangun karakter kepemimpinan yang baik yaitu dengan membangun keteladanan dan kepemimpinan. Pemimpin harus menjadi contoh yang baik. Selain itu dengan mengacu pada visi, kesefahaman dan kebersamaan. Untuk mewujudkan ini kami sering mengadakan outbound,” ungkapnya. (Hv)

Share This Post

Berita Terkini