Berita

Calon Pejabat Penting AS Miliki Pengaruh Bagi Masa Depan Perdamaian Dunia Islam

img_3484Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke- 45, memberikan pengaruh kepada kebijakan keamanan di kawasan dunia Islam. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Bambang Cipto saat memberikan penjelasan pada diskusi ilmiah bertemakan “Trump dan Masa Depan Perdamaian Dunia Islam”. Prof. Bambang mengatakan bahwa calon-calon pejabat penting di masa pemerintahan Donald Trump cenderung rasialis, neo nazi, anti Islam, serta anti Imigran. Para calon pejabat penting AS inilah yang nantinya akan memberi pengaruh bagi kebijakan Donald Trump, khususnya dalam hal perdamaian dunia Islam.

“Secara umum Trump sangat terobsesi dengan upaya mengembalikan kejayaan ekonomi Amerika, khususnya kejayaan buruh kulit putih. Akan tetapi, di balik kebijakan konservatif itu semua, ada tokoh pejabat penting Amerika yang dapat mempengaruhi masa depan perdamaian di dunia Islam. Mereka adalah kelompok neocon yang punya ambisi bukan pada ekonomi, namun berambisi untuk memecah belah dunia Islam,” papar Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional tersebut pada Rabu (23/11) di Ruang Sidang AR. Fachruddin A lantai 5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Dalam pemaparannya, Prof. Bambang menjelaskan terkait kelompok neocon (neo- Konservatif- Amerika) sebagai kelompok yang membahayakan bagi masa depan perdamaian dunia Islam. Menurut Prof. Bambang, kelompok neocon ini memiliki pendapat bahwa untuk menjadi Negara besar, Amerika harus bersedia melakukan petualangan militer global tanpa batas. “Dalam pandangan tokoh neocon, problem Negara-negara lain adalah problem Amerika. Ini karena sejarah dan nasib telah menentukan Amerika sebagai Negara paling kuat di dunia. Dunia membutuhkan seorang polisi, dan Amerika-lah yang paling pantas menjadi polisi dunia,” jelasnya.

Menurut pandangan neocon, Prof. Bambang kembali menjelaskan bahwa keberadaan Islam yang menginginkan hukum Islam diterapkan, juga dapat mengancam demokrasi liberal yang bertolak belakang dan kebencian Islam pada barat yang lebih sekuler. Kondisi masa depan pemerintahan Trump ini diperkuat dengan terpilihnya calon penasehat keamanan presiden anti islamis yang takut shariah telah menyebar di Amerika. “Jenderal Michael T. Flynn sebagai calon penasehat keamanan presiden Donald Trump sangat anti Islamis. Kedepannya Jenderal Michael beserta calon Presiden sepakat bekerjasama dengan Putin untuk berperang melawan Islamist militants (ISIS, red). Intervensi militer Rusia terhadap ISIS menurunkan pengaruh AS di kawasan Timur Tengah,” jelasnya.

Ketidaksukaan para calon pejabat penting AS masa pemerintahan Donald Trump terhadap Islam, Prof. Bambang menyebutkan selain calon penasehat keamanan, terdapat beberapa calon pengisi jabatan penting yang merupakan para kelompok neocon. “Seperti Menlu Rudy Giuliani mantan wali kota New York, pendukung utama Bush dalam perang Irak. John Bolton, mantan dubes AS di PBB yang menyatakan Sadam memiliki senjata pemusnah massal, dan memilih segera mengebom Iran. Direktur CIA, Mike Pompeo yang merupakan anggota komisi intelijen kongres sebagai tokoh pendukung utama teknik penyiksaan waterboarding. Dan Trump bahkan mendukung teknik yang lebih ganas,” sebutnya. (hv)