Berita

“Berkemajuan” Lebih Dari Sekedar Maju

IMG_0018

Istilah “Berkemajuan” jika dikaitkan dengan gerakan, mengandung arti lebih dari sekedar maju. Kata Maju sendiri sudah mengandung konotasi dinamis, lalu ditambah imbuhan ber- dan akhiran –an maka “Berkemajuan” bukan lagi sekedar maju, namun disertai dengan proses. Jika dibuat garis dia tidak rata, namun mendaki ke atas.

Saat ini “Berkemajuan” sudah diidentikan dengan gerakan Muhammadiyah. Oleh karena itu, “Berkemajuan” sudah tidak berada pada tataran konsep. Bukan lagi bersifat teoritis, normatif, dan, konsepsional namun menjelma dalam bentuk gerakan atau aksi. Seperti yang sudah terjadi pada Muahammadiyah.

Hal tersebut dinyatakan oleh Prof. Dr. Din Syamsuddin, salah satu tokoh Muhammadiyah yang hadir dalam Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke XIII di Sportorium UMY, Sabtu (27/8) sore. Dalam pemaparannya, Din Syamsuddin juga berpesan kepada muktamirin Nasyiatul Aisyiyah pentingnya mengubah organisasi menjadi gerakan.

“Gerakan adalah sekelompok manusia yang tertinggi, di atas organisasi dan paguyuban. Gerakan levelnya sudah di atas organisasi, maka jika Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyah sudah memakai istilah gerakan maka jangan main-main, para kadernya juga harus melebihi sebuah organisasi,” ujar Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut.

Menurutnya, sebuah organisasi dinilai melakukan gerakan jika dia bergerak menuju tujuannya secara sistematis dan dinamis. Muhammadiyah dalam contohnya adalah sebuah organisasi yang mengenal persyarikatan, yaitu yang menunjukkan kebersamaan antar elemen baik secara vertikal dan horizontal. Namun juga demikian Muhammadiyah juga merupakan gerakan yang praksis, yaitu yang menggabungkan ide dan aksi.

Beliau berharap dalam Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke XIII ini, para muktamirin Nasyiatul Aisyiyah mengembangkan gerakan ilmu, selain gerakan dakwah yang sudah dilakukan Muhammadiyah. “Saya kalau tidak salah menangkap, Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ini akan membentuk gerakan ilmu. Jika hal itu benar adanya, maka ide itu bagus. Bahwa gerakan ilmu dibawa oleh Nasyiatul Aisyiyah, maka Nasyiatul Aisyiyah harus bertanggung jawab dan tampil paling depan untuk menampilkan diri sebagai insan cendekia,”tambahnya.

Maka dengan semangat gerakan ilmu tersebut, Nasyiatul Asiyah tidak bisa lepas membahas dua hal yaitu Kecendekiaan dan Daya Inovasi. “Keduanya menjadi dua potensi manusia yang sangat penting. Kecendekiaan ini berhubungan dengan ilmu, sementara Daya Inovasi adalah hasilnya. Jadi ketika kita mengembangkan dua hal tersebut, kita mengembangkan kemampuan insani diri kita (kemampuan yang sudah ada di dalam diri manusia),”tambahnya.

Dalam penutupnya, beliau mengungkapkan apresiasi kepada Nasyiatul Aisyiyah yang sukses menggelar Muktamar ke XIII dan menitipkan beberapa doa. “Selamat untuk penyelenggaraan Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke XIII, teriring doa untuk Muktamar ini agar mendorong dinamika gerakan, khusunya gerakan perempuan muda berkemajuan,” tutupnya. (bagas)