Berita

Bawa Bekal Pengalaman Dari Prancis, Puthut dan Fahri Berencana Kembangkan WP UMY

Dua penanggung jawab Warung Prancis (WP) di UMY, Puthut Ardianto, S.Pd., M.Pd dan Fahrizal Ramadhan, S.IP. mendapatkan kesempatan belajar langsung ke Paris, Prancis pada 25 Juli hingga 1 Agustus 2015 yang lalu. Selama satu minggu di Kota Mode itu, keduanya mendapatkan banyak pengalaman yang ditemuinya, terutama dalam hal bahasa dan budaya. Berbekal pengalaman yang dibawa keduanya dari Prancis tersebut, Puthut dan Fahri pun berencana akan mengembangakan WP UMY lebih baik lagi. Apalagi menjelang aktifnya kembali masa kuliah tahun ajaran baru, dengan mahasiswa UMY yang baru pula.

Saat dihubungi pada Sabtu (15/8) Puthut mengaku mendapatkan pengalaman yang luar biasa saat berada di Prancis, terutama masalah exposure bahasa Prancis dan interaksi dengan penutur asli bahasa Prancis. Selain itu, keduanya juga belajar bahasa Prancis di Alliance Francaise Paris selama 5 hari secara intensif empat jam sehari, dari mulai jam 09.00 hingga 13.00. “Kami mendapatkan pengalaman yang luar biasa dalam mempelajari bahasa Prancis langsung di sana. Dan tentunya, pengalaman yang kami dapatkan dari segi bahasa ini akan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan kegiatan-kegiatan di Warung Prancis UMY ke depannya. Jadi kami berencana akan membuat semacam pameran perjalanan kami selama di Prancis, untuk lebih menambah suasana baru di Warung Prancis UMY, khususnya dalam rangka menyambut mahasiswa baru 2015,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Puthut mereka juga berencana akan memasang beberapa relief asli Prancis yang mereka peroleh dalam perjalanan menimba ilmunya di Kota Mode tersebut. “Ini juga untuk menambah semarak atmosfir Prancis di Warung Prancis UMY. Selama di Paris, kami juga tidak hanya mengikuti sesi kelas bahasa Prancis saja. Tapi juga berkesempatan untuk mengeksplorasi setiap sudut kota Paris dengan menggunakan Metro dan Tram, untuk mengunjungi museum serta mengagumi kebudayaan Prancis dari sisi arsitekturnya,” ujarnya.

Puthut kembali menambahkan bahwa sebelum ia dan Fahri belajar bahasa Prancis di Alliance Francaise Paris, keduanya sudah terlebih dahulu belajar bahasa Prancis di IFI – LIP Sagan, Yogyakarta. Di sana mereka mendapatkan pengajaran yang disesuaikan dengan standar di Prancis. “Misalnya dari segi audio listeningnya tidak diperlambat ataupun diperjelas, melainkan disesuaikan dengan kecepatan orang Prancis. Jadi membuat pendengaran kita semakin terbiasa dengan bahasa Prancis,” imbuhnya.

Selain itu, bahasa Prancis itu menurut Puthut seksi, karena pengucapannya banyak menggunakan suara NASAL (mendengung). Sekalipun awalnya terkesan lebih sulit secara struktur, tapi menurutnya lama kelamaan belajar bahasa Prancis itu akan membuat ketagihan. “Karena itulah, bagi seluruh mahasiswa baik UMY maupun mahasiswa dari kampus lain, ada baiknya mengunjungi Warung Prancis yang ada di daerahnya. Dengan begitu mereka bisa menemukan suasana Prancis di sana agar jatuh cinta dengan Perancis dulu. Atau bisa juga bergabung dangan kegiatan-kegiatan seni budaya serta pendidikan yang diadakan oleh IFI LIP Sagan, di situ kita akan semakin dekat dengan Prancis dari jendela seni dan budaya. Tapi jika ingin mengenal bahasa Prancis, bisa mengunjungi Warung Prancis UMY, karena kami memiliki program C’est Facile, sebagai kelas inisiasi bahasa Prancis yang dipandu oleh relawan WP UMY,” jelasnya.

Fahri menambahkan, program C’est Facile tersebut sudah dimulai sejak awal tahun 2015 ini. Peserta yang mengikuti program ini pun tidak hanya berasal dari kalangan mahasiswa UMY saja, namun juga diikuti oleh peserta umum. “Kalau jadwal semester lalu, kelas kami adakan setiap hari Selasa dari pukul 13.00 sampai 15.00 wib. Materi pelajaran juga tentang bahasa Prancis yang digunakan sehari-hari. Dan dengan bekal yang kami peroleh saat di Perancis pula, kami berharap ke depannya WP UMY ini bisa lebih berkembang dan lebih kreatif lagi dalam membuat kegiatan,” imbuhnya.