Sebagai bagian dari upaya memperluas kerja sama internasional dan meningkatkan kualitas pendidikan global, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menerima kunjungan delegasi dari salah satu universitas tertua di Spanyol, University of Granada (UGR), pada Senin (5/5). Pertemuan yang berlangsung di Ruang Sidang Gedung AR Fachruddin A lantai 5 ini membahas potensi kolaborasi dalam bidang pendidikan dan penelitian antara kedua institusi.
Pertemuan ini diawali dengan paparan oleh Manuel Paniza Medina, perwakilan dari UGR, yang menjelaskan bahwa universitas tersebut telah berdiri sejak tahun 1531 dan berlokasi di kota Granada, wilayah yang dikenal sebagai pusat peradaban Islam di Eropa. Karena latar sejarah ini, UGR memiliki program studi bahasa Arab yang dirancang untuk menggabungkan tradisi akademik Eropa dengan kekayaan budaya dan sejarah Timur Tengah.
“Kami berupaya memperluas pemahaman lintas budaya dan sejarah. Pendidikan di UGR tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai inklusivitas dan saling pengertian, terlebih karena mahasiswa kami berasal dari berbagai penjuru dunia,” jelas Manuel.
Ia juga menyoroti kekuatan UGR dalam hal penelitian kolaboratif. Universitas ini secara aktif bekerja sama dengan berbagai perusahaan dalam pengembangan produk dan layanan berbasis riset. Bahkan, UGR memiliki seorang wakil rektor khusus yang bertanggung jawab atas bidang inovasi dan kolaborasi riset.
“Saat ini, UGR mengelola lebih dari 580 proyek riset aktif dan telah melahirkan lebih dari 82 perusahaan spin-off. Proyek-proyek ini mencakup bidang-bidang strategis seperti farmasi, agroteknologi, dan bioteknologi,” tambahnya.
Kunjungan UGR disambut langsung oleh Prof. Rizal Yaya, S.E., M.Sc., Ph.D., Ak., CA., CRP, Kepala Direktorat Kemitraan Global dan Employability UMY, serta dihadiri oleh perwakilan dari sejumlah program studi di UMY, antara lain Ilmu Hukum, Teknik Sipil, Hubungan Internasional, dan Pendidikan Bahasa.
Dalam sambutannya, Prof. Rizal menyatakan bahwa UMY memiliki banyak kesamaan visi dengan UGR, khususnya dalam hal penguatan riset dan kemitraan strategis. Ia menilai model riset kolaboratif yang diterapkan UGR sangat sejalan dengan arah pengembangan UMY sebagai entrepreneurial university.
“Melalui diskusi ini, kami berharap dapat menemukan titik temu untuk membangun kolaborasi konkret, baik dalam bentuk riset bersama, program visiting professor, pertukaran mahasiswa, maupun pertukaran dosen,” tutupnya. (NF)