Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyambut baik program tematik Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta yang menggandeng 48 perguruan tinggi dalam program “One Village One Sister University and One Corporate”. Program tersebut bertujuan mengatasi persoalan pengelolaan sampah di lingkungan perkampungan secara kolaboratif dan berkelanjutan.
Wakil Rektor Bidang Mutu, Reputasi, dan Kemitraan, Ir. Slamet Riyadi, S.T., M.Sc., Ph.D., saat ditemui di ruang kerjanya pada Jum’at (23/5) mengatakan, program “One Village One Sister University and One Corporate” ini sejalan dengan visi dan misi UMY sebagai universitas berlandaskan nilai keislaman dan kemaslahatan umat.
“Program ini sangat in line dengan visi UMY, yakni mengutamakan kemaslahatan umat dengan berlandas pada nilai keislaman. Jadi, dalam program ini kami tidak datang sebagai pihak yang ingin membantu, melainkan ingin bermitra. Kampung-kampung ini adalah bagian dari masyarakat yang perlu kita rangkul dan libatkan dalam menyelesaikan persoalan bersama,” ungkap Slamet.
Ia juga menekankan bahwa pendekatan yang digunakan UMY dalam program ini akan mengusung semangat pemberdayaan, bukan ketergantungan.
“Dengan sinergi yang baik, kami percaya kualitas hidup masyarakat kampung akan meningkat. Inilah semangat entrepreneur university yang kami bawa, yakni memecahkan persoalan dengan solusi inovatif berbasis kolaborasi,” pungkasnya.
Melalui kolaborasi antara kampus, pemerintah, dan sektor swasta, Slamet pun berharap Program Kampung Tematik ini tidak hanya mampu menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga mentransformasi wajah kampung-kampung di Yogyakarta menjadi lingkungan yang bersih, sehat, dan berdaya. UMY pun berkomitmen menjadi bagian aktif dalam perubahan tersebut.
Kerja sama pengelolaan sampah
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta resmi menggandeng 48 perguruan tinggi, termasuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dalam program tematik “One Village One Sister University and One Corporate”. Program ini bertujuan mengatasi persoalan pengelolaan sampah di lingkungan perkampungan secara kolaboratif dan berkelanjutan. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilangsungkan pada Rabu (21/5) di Hotel Tara, Yogyakarta.
Dalam acara tersebut, UMY diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Mutu, Reputasi, dan Kemitraan, Ir. Slamet Riyadi, S.T., M.Sc., Ph.D., serta didampingi Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat, apt. RR. Sabtanti Harimurti, S.Si., M.Sc., Ph.D.
Melalui program ini, masing-masing kampus akan berperan sebagai “sister university” bagi satu kampung binaan, dengan melibatkan mahasiswa dan dosen sebagai pendamping lapangan. Kolaborasi ini juga melibatkan korporasi untuk memperkuat dampak program, utamanya dalam pengelolaan food waste.
Wali Kota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), menegaskan pentingnya sinergi antar unsur pentahelix, yakni pemerintah, perguruan tinggi, komunitas, dunia usaha, dan media dalam menyelesaikan persoalan lingkungan, terutama sampah.
“Masalah sampah tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Diperlukan kolaborasi aktif, termasuk dari kampus dan dunia usaha, agar kampung-kampung di Yogyakarta bisa menjadi contoh pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto menjelaskan bahwa program ini juga menargetkan pengelolaan food waste melalui konsep food bank yang didukung oleh berbagai hotel dan korporasi.
“Masih banyak saudara kita yang kekurangan gizi, sementara makanan berlebih masih sering terbuang. Alhamdulillah, mulai hari ini food bank akan mulai beroperasi. Hotel Tara bahkan telah bersedia mendonasikan makanan berlebih yang masih layak konsumsi, bukan makanan sisa, untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,” tambahnya. (FU)