Pementasan Kebudayaan merupakan objek yang sangat menarik untuk dinikmati oleh segala kalangan, baik di dalam negeri sendiri maupun di manca negara. Ini terbukti dari banyaknya pementasan seni budaya Indonesia di banyak negara di dunia. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pun tak turut ketinggalan dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia di luar negeri dengan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)nya yaitu Sentakamudya yang bergerak dalam seni tari dan karawitan. Dalam kesempatan kali ini, Sentakamudya akan menampilakan seni budaya Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk negara Chili.
Dalam pementasan tersebut ada 5 orang yang menjadi delegasi dari UMY, mereka adalah Mia Claudia, Diah Safitri, Laili Prabaningtyas dan Inggar Bagus Wibisana yang merupakan mahasiswa UMY beserta Bambang Wahyu nugroho, S.IP, M.A. sebagai pembina dari UKM tersebut.
Dr. Ir Gunawan Budiyanto, M.P dalam sambutannya pada hari Selasa (22/8) di Lobi Rektorat ketika melepas delegasi ini menyampaikan bahwa mereka juga akan menjadi agen diplomasi kebudayaan bagi Indonesia. “Selain melakukan pementasan seni budaya di Chili, anda sekalian juga akan menjadi agen diplomasi kebudayaan. Tampilkanlah kesenian kita sebaik mungkin, karena anda semua akan menjadi duta dari Indonesia di negara lain,” ujar Gunawan .
Keberangkatan Sentakamudya tersebut juga untuk menindaklanjuti kesepakatan yang dibuat tahun lalu oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni sebelumnya dengan KBRI Chile. “Kesepakatan tersebut kemudian diambil alih oleh Wakil Rektor IV, Hilman Latief, PhD yang kemudian meminta Sentakamudya untuk mempersiapkan diri karena kita diundang untuk membantu mereka dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia di sana. Kesempatan ini juga sekaligus untuk memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72,” ujar Bambang yang juga bertindak sebagai official dari delegasi tersebut.
“Sentakamudya memilih senda tari dan penembangan lagu tradisional untuk dipentaskan dalam promosi budaya tersebut, dan persiapan untuk ini sudah kami lakukan sejak bulan Juli lalu. Yang akan kami tampilkan pertama adalah tari tradisional Golek Ayun Ayun oleh 3 mahasiswi kita, tari tersebut menceritakan tentang anak gadis yang sedang senang-senangnya merias diri. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan musik keroncong yang akan dinyanyikan oleh Inggar, judul lagunya adalah Gambang Semarang. Saya sendiri nantinya juga akan mementaskan 2 lagu, yang pertama adalah Indonesia Pusaka sebagai peringatan HUT RI, dan yang kedua adalah aransemen ulang lagu Lir Ilir dengan komposisi musik rap yang nanti ditingkahi dengan Angklung. Di sini foreigner dapat turut berpartisipasi dalam memainkan alat musik tradisional Indonesia,” papar Bambang.
“Kemudian untuk pementasan terakhir, Sentakamudya akan menampilkan Aswatama Darpa. Ini merupakan semacam tarian yang diiringi oleh audio menceritakan Pangeran Diponegoro yang menyiapkan kuda tunggangan kebanggaannya. Tarian tersebut merupakan hasil kreasi dari Kak Arman yang merupakan pelatih dari Sentakamudya, mulai dari gerakan tari, musik dan juga dialog di dalamnya. Selain itu kesempatan ini juga kami manfaatkan untuk melakukan promosi untuk UMY ke universitas setempat dengan bantuan KBRI,” lanjutnya.
Pementasan seni budaya Indonesia tersebut direncanakan akan dilaksanakan sebanyak 5 kali di 3 kota-kota besar Chili. “Pertama kita akan melakukan pementasan di kota Santiago, ibukota Chili, lalu dilanjutkan di Valdivia dan Concepción dan kembali lagi ke Santiago untuk melakukan 2 pementasan lagi. Untuk animo dari audience-nya di Chili sendiri sangat besar, menurut pihak KBRI bahkan ruang berkapasitas 600 orang sudah fully booked,” ungkap Bambang.
Bambang berharap dengan kesempatan ini, Sentakamudya mampu mempersiapkan diri dan juga semakin meningkatkan kualitasnya. “Saya kira banyak dari mahasiswa baru angkatan 2017 ini yang memiliki minat besar untuk bidang kebudayaan. Mereka yang memiliki kemauan untuk mendalami minatnya dapat kita bimbing di Sentakamudya sehingga UKM tersebut juga dapat melakukan regenerasi dan meningkatkan kualitas. Bahkan minat dunia untuk kebudayaan Indonesia juga cukup besar, saya mendapatkan informasi dari salah seorang kolega di Bulgaria bahwa mereka sangat concern untuk seni budaya Indonesia. Mungkin Sentakamudya juga dapat melakukan pementasan di sana nantinya,” tutup Bambang. (raditia)