Berita

Malam Refleksi Milad UMY Hadirkan Operet 35 tahun UMY Menyinari Negeri

IMG_3295Malam Refleksi Milad Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ke-35 yang diselenggarakan pada Senin (29/02) di Sportorium UMY menampilkan sebuah pertunjukan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Adanya pertunjukan Operet berjudul “35 Tahun UMY Menyinari Negeri” memeriahkan Malam Refleksi Milad ke-35 dengan menampilkan kilas balik perjalanan 35 tahun UMY. Operet tersebut disuguhkan dalam bentuk tarian dan drama musikal.

Operet dimulai dengan ditampilkannya video lahirnya gagasan awal untuk mendirikan perguruan tinggi di kalangan Muhammadiyah, yang tidak dapat dipisahkan dengan adanya pertemuan antara K.H. Ahmad Dahlan dengan para ketua bagian kepemimpinan periode awal Muhammadiyah. Dalam prolog video disebutkan pada tanggal 17 Juni 1920, menjawab pertanyaan K.H. Ahmad Dahlan pada saat meresmikan bagian-bagian dalam Hoofd Bestuur Muhammadiyah, Ketua Bahagian Sekolahan (Pengajaran) H.M. Hisyam menyatakan bahwa dirinya akan membawa pengurus Bahagiaan Sekolahan berusaha memajukan pendidikan dan pengajaran sampai dapat menegakkan “Gedung Universiteit Muhammadiyah.”

Cita-cita ini pun dilanjutkan dengan gagasan K.H. Mas Mansyur yang menginginkan untuk mengembangkan Muhammadiyah dengan mendirikan pesantren bernama Pesantren Luhur yang setara dengan Pendidikan Tinggi. Cita-cita K.H. Mas Mansyur kemudian berusaha diwujudkan oleh 7 penggagas Madrasah Mu’alimin Muhammadiyah, yang menjadi awal dari sejarah UMY. Prolog tersebut kemudian disusul dengan masuknya 8 penari lalu 7 pemeran tokoh-tokoh yang antara lain Muhadi, SH, Humam Zainal SH, Mustafa Kamal Pasha, Darwin Harsono, Fahmi Muqodas, Abdullah Effendie dan Alfian Darmawan Muhammad.

Para tokoh tersebut merasa di era pra kemerdekaan, tantangan untuk Muhammadiyah semakin bertambah sehingga diperlukan pendidikan tinggi yang tidak hanya cukup dengan Pesantren Luhur namun butuh didirikan sebuah Universitas. Cita-cita ketujuh penggagas tersebut kemudian diwujudkan oleh 12 orang yaitu M. Alfian Darmawan, M.Ardjani Asdiharjo, Hamdan Hambali, Ichwan Bagyo Lumintardjo, M. Zahdan Humam, M. Yusron Asrofi, Nur Dyah Tejowati, Noordjanah Djohantini, Tri Woro Utama, Daf’anah, Indraswari, dan Mus’anah.

Hingga akhirnya pada tanggal 1 Maret 1981 secara resmi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdiri dengan meminjam gedung Sekolah Pendidikan Guru Muhammadiyah di Wirobrajan. Dan pada saat itu baru ada empat Fakultas yang dimiliki UMY, antara lain Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) jurusan HI, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan Fakultas Teknik jurusan Teknik Sipil.

Selang 2 tahun membuka perkuliahan, namun UMY belum juga resmi diakui sebagai universitas. Pada saat itu nama yang digunakan masih IKIP yang dikembangkan menjadi UMY, sehingga para pimpinan ragu kapan UMY dapat berdiri menjadi sebuah universitas sendiri. UMY berencana untuk mengembangkan IKIP Muhammadiyah menjadi UMY. Untuk menyatukan keduanya Kopertis memberikan syarat agar UMY harus menjadi universitas dulu dan mengurus akreditasi Fakultasnya. Pada akhirnya UMY menjadi universitas sendiri dan IKIP Muhammadiyah menjadi UAD.

Seiring perkembangan waktu UMY mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada tahun 1985, empat program studi yang ada sejak awal UMY berdiri akhirnya mendapatkan status terdaftar. UMY pun kemudian juga mulai membuka beberapa program studi baru. Sementara itu, untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa kemudian dibentuklah Unit Kegiatan Mahasiswa yang dibagi dalam empat bidang; bidang keilmuan, bidang kesenian, bidang olah raga, dan bidang khusus.

Pada saat itu, kampus UMY bertempatkan di Kampus Asri Wirobrajan (saat ini Asri Medical Center-red.), yang dirasa tidak dapat menampung semua aktivitas kegiatan mahasiswa. Sehingga kemudian mulai ada gagasan untuk membangun kampus UMY yang ideal, terpadu, dan representatif. Dengan bantuan Pemerintah Daerah Bantul, UMY berhasil mendapatkan tanah di dusun Ngebel, Tamantirto, Kasihan Bantul. Dengan dibantu pinjaman dari Bank Swasta dan juga bantuan dari Presiden Soeharto, kampus terpadu UMY mulai dibangun. Gedung pertama yang dibangun adalah gedung kembar, menyusul gedung lain, masjid dan asrama mahasiswa. Tahun 1997 menjadi tahun yang sibuk bagi UMY, karena terjadi perpindahan administrasi dari kampus Wirobrajan ke kampus terpadu Tamantirto.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin berat, perlu upaya merumuskan rencana UMY ke depan. UMY memiliki kredo A Leading and enlightening university sebagai refleksi dari upaya UMY memasuki era baru yang penuh persaingan. Kredo Muda Mendunia semakin membawa UMY ke prestasi-prestasi nasional dan intenasional. Kemudian juga kredo Unggul dan Islami semakin menguatkan UMY sebagai perguruan tinggi yang berbasis Islam. Dan 35 tahun UMY, adalah usia yang cukup matang untuk membawa sang Surya UMY menembus dunia, shining beyond borders. (Deansa)