Kekuatan udara bila dibandingkan dengan kekuatan darat dan laut, memiliki keunggulan tersendiri. Terutama dalam hal pertahanan sebuah negara, kekuatan udara dianggap memiliki kapabilitas yang paling unggul dibandingkan dua kekuatan lainnya. Hal tersebut disampaikan oleh Komandan Landasan Udara (Danlanud) Ir. Novyan Samyoga, M.M., dalam kuliah umum program studi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Vokasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Agenda tersebut diselenggarakan pada Rabu (12/04) di Ruang Sidang AR Fachruddin A lantai 5 UMY.
Novyan menyebutkan bahwa untuk menghadapi ancaman di era kini, pertahanan udara harus difasilitasi dengan perangkat yang lengkap. “Dahulu ada masa ketika negara disebut kuat ketika sebuah negara telah memiliki pertahanan darat yang bagus. Kemudian masa tersebut beralih menjadi masa negara yang kuat adalah negara yang memiliki pertahanan laut yang kuat, seperti pada masa ketika negara-negara di Eropa melakukan koloni atau penjajahan di negara-negara lain dengan menggunakan kapal. Sedangkan saat ini, negara yang kuat adalah negara yang memiliki pertahanan udara yang baik. Ibaratnya jika dahulu harus mengerahkan 10.000 pasukan, sekarang hanya dengan 1 pesawat pengebom saja 10.000 pasukan tersebut dapat binasa,” jelas Novyan.
Kekuatan udara ditambahkan Novyan memiliki beberapa karakteristik unggul. “Pertama kekuatan udara dengan menggunakan pesawat tentu memiliki kecepatan lebih baik dibandingkan kapal laut atau kendaraan darat. Kedua yakni daya jangkau yang lebih luas karena akan sangat bermanfaat dalam perang untuk membidik suatu daerah target. Pesawat Sukhoi 30 yang dimiliki Indonesia saat ini saja sudah memiliki jangkauan luas hingga ke Papua,” tegas Novyan.
Sebuah pesawat juga disebut Novyan memiliki kelebihan pada ketepatan dalam membidik dan memiliki multi peran. Multi peran yang dimaksud adalah satu pesawat yang dapat digunakan sebagai pesawat tempur, pembom dan peran lainnya. “Kalau dahulu satu pesawat hanya bisa digunakan satu peran, contohnya bila pesawat untuk dog fight maka fungsinya hanya untuk bertarung saja tidak untuk pengebom,” ujar Novyan.
Meskipun memiliki kelebihan, karakteristik pesawat juga dinilai Novyan memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain ketergantungan pesawat terhadap ketersediaan pangkalan, minyak sebagai bahan bakar, dan teknologi. Selain itu pesawat dalam beberapa aspek juga disebut rentan, muatannya terbatas, dan juga tidak permanen.
Indonesia sendiri disebutkan Novyan masih tertinggal dalam hal kekuatan udara bila dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya. “Meskipun saat ini di Indonesia tengah mengembangkan air power, namun sebenarnya Indonesia sudah tertinggal bila dibanding negara lainnya. Karena konsen negara-negara besar lain saat ini ada pada pengembangan aero-space. Selain itu, anggaran belanja yang dialokasikan untuk pengembangan air power di Indonesia masih minim bila dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapore,” ungkap Novyan. (deansa)