Unit Kegiatan Mahasiswa Drum Corps UMY (DC UMY) mengadakan kegiatan donor darah bagi kalangan civitas akademika UMY dan masyarakat sekitar di ruang kelas E1.001 Kampus Terpadu UMY, pada Rabu (31/8). Hingga pukul 10.00 WIB pagi tadi sudah ada 11 pendonor yang mendonorkan darahnya. Kegiatan Donor Darah ini merupakan rangkaian acara Milad ke 19 tahun DC
Muktamar ke-13 Nasyiyatul Aisyiyah telah ditutup pada Minggu (28/08) di Sportorium Universitas Muhamamdiyah Yogyakarta. Muktamar yang berlangsung selama 4 hari tersebut menetapkan Dyah Puspitarini sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiyatul Aisyiyah periode 2016-2020. Dalam sambutannya, Dyah mengajak kepada para muktamirin NA untuk senantiasa bekerja tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk Allah dan Rasul. “Kita
The 13th Nasyiyatul Aisyiyah (NA) was officially closed on Monday (28/8) at Sportorium of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). The congress elected Dyah Puspitarini as chairman of NA of period 2016-2020. Delivering a remark, Dyah invited NA members to work in the name of humanity, Allah, and Prophet Muhammad. “As a human, we are required to
Istilah “Berkemajuan” jika dikaitkan dengan gerakan, mengandung arti lebih dari sekedar maju. Kata Maju sendiri sudah mengandung konotasi dinamis, lalu ditambah imbuhan ber- dan akhiran –an maka “Berkemajuan” bukan lagi sekedar maju, namun disertai dengan proses. Jika dibuat garis dia tidak rata, namun mendaki ke atas. Saat ini “Berkemajuan” sudah diidentikan dengan gerakan Muhammadiyah. Oleh
‘Progressive’ refers to a movement and it is more than just stepping forward. Being progressive may pass several processes. If it is a graphic, it will rise. The word ‘progressive’ is often identic to Muhammadiyah. Thus, being progressive is no longer dealing with theoretical, normative, and conceptual aspects, but being progressive is regarding actions. In
Kasus penahanan 177 calon jamaah haji asal Indonesia oleh petugas imigrasi Filipina, memperlihatkan bahwa sistem manajemen haji di Indonesia masih bermasalah. Adanya peraturan pemerintah terkait pembatasan kuota ibadah haji, seringkali menjadikan warga Indonesia yang hendak melakukan ibadah haji lebih tergiur dengan janji-janji dari agen travel negara lain. Pemanfaatan kuota haji di negara lain menjadi satu-satunya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memang sudah dimulai sejak Desember 2015. Namun masih banyak masyarakat yang belum merasakan dampak signifikan terhadap perubahan yang ada. Meski demikian, masyarakat harus senantiasa mendukung produk hasil buatan negeri sendiri untuk dapat bersaing dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dikemukakan oleh Ahmad Zabadi, Presiden Direktur SMESCO (lembaga layanan pemasaran,
Many people have not perceived yet significant impacts of ASEAN Economic community (AEC) commenced since December. However, the people should always support local products to compete with products of other Southeast Asian countries. In a session of the 13th Nasyiatul Aisyiyah congress at Sportorium of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) on Saturday (27/8), President Director of
Sciences, technology, and economics are essential aspects to confront today’s challenges so that Soekarno’s statement that “We may not become a coolie in both our country and another country” will not occur. It has been 18 years of Indonesia’s reform, but this nation will be defeated by other countries if the Indonesian people do not
Meminjam ungkapan Bung Karno, “Jangan sampai kita jadi kuli di negeri orang, kuli juga di negeri sendiri”, setidaknya kita harus menyiapkan dua hal yaitu Ilmu pengetahuan teknologi dan juga Ekonomi. Sudah 18 tahun Indonesia merasakan reformasi, dunia sekarang telah berbeda. Persaingan makin ketat dan semakin terbuka, oleh karena itu jika tidak mempersiapkan diri maka akan
Selama ini definisi sehat diartikan sebagai sehat jasmani saja. Namun ternyata menjadi sehat secara jasmani saja tidak cukup. Manusia yang sehat juga seharusnya adalah manusia yang produktif, yakni manusia yang dapat berbuat sesuatu bagi bangsanya. Hal tersebut yang disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek SpM (K) dalam Sidang Pleno II Muktamar Nasyiatul
Kemajuan sebuah bangsa sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia, dengan ditandai kehadiran sistem dan kultur pendidikan yang unggul. Pada kenyataannya saat ini, 80 persen anggota muda perempuan yang tergabung dalam organisasi Nasyiatul Aisyiyah (NA) adalah para pendidik. Hal ini menjadi modal luar biasa untuk melahirkan perubahan, termasuk pada sektor pendidikan. Inilah yang membuat kiprah