Berita

Angka Penganguran di Indonesia Mencapai 52%

Dunia kerja, industri dan informasi saat ini berkembang dengan cepat. Namun sistem pendidikan di Indonesia belum mampu mengimbanginya. Hal ini menyebabkan tingginya angka pengangguran. Saat ini angka pengangguran di Indonesia mencapai 52 %.

Dunia kerja, industri dan informasi saat ini berkembang dengan cepat. Namun sistem pendidikan di Indonesia belum mampu mengimbanginya. Hal ini menyebabkan tingginya angka pengangguran. Saat ini angka pengangguran di Indonesia mencapai 52 %.

Demikian disampaikan perwakilan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Ben Senang Galus dalam Seminar ‘Pendidikan Mahal, Kerja Tak Pasti’ yang diselenggarakan di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Selasa (10/5).

Lebih lanjut Ben menuturkan permasalahan tenaga kerja di Indonesia di sebabkan tiga hal. “Pertama yaitu adanya kelebihan proporsi tenaga kerja yang tidak terampil. Kemudian tenaga kerja juga cenderung belum siap dengan tuntutan industri yang selalu menginginkan kompetensi baru. Selain itu tenaga kerja seringkali bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki,”jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut Ben juga menjelaskan adanya perbedaan paradigma pendidikan lama dan baru. “Salah satunya yaitu paradigma pendidikan lama memandang program pendidikan ditentukan secara sepihak misalnya oleh Depdiknas. Sedangkan paradigma baru memandang bahwa program pendidikan disusun, dilaksanakan dan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat atau dunia kerja,”ungkapnya.

Perbedaan lainnya pendidkan paradigma lama lebih berorientasi pada penyelesaian mata pelajaran atau kuliah dalam curriculum based program atau kurikulum standar. “Sedangkan Pendidikan paradigma baru berorientasi pada penguasaan kompetensi bidang keahlian tertentu atau competencies based program,”tambahnya.

Sementara itu Dosen Ilmu Pemerintahan UMY, Drs. Suswanta, M.Si menegaskan bahwa sistem pendidikan kita tidak match atau sesuai dengan kepentingan industri maupun permasalahan yang ada di masyarakat. “Para sarjana atau lulusan cenderung tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri,”ujarnya.

Dalam penuturannya banyaknya pengangguran yang tidak memiliki kompetensi, maupun knowledge atau pengetahuan merupakan permasalahan sosial. “Permasalan ini bukan semata kesalahan individu tetapi menjadi permasalahan sosial. Ada kesalahan sistem,”tegasnya.

Untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut menurutnya harus benar-benar dipahami akar persoalannya. “Kemudian dicari solusi dan menyelesaikan dengan tindakan yang sesuai,”tandasnya.

Share This Post

Berita Terkini