Indonesia is now confronting globalization and ASEAN Economic Community (AEC). The capability of a field should be supported by language proficiency. In the opening of International Language Festival ‘World Literacy’ on Tuesday (10/05) at Mini Theater of Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY), Dean of Language Education Faculty (FPB) of UMY Gendroyono, S.Pd., M.Pd. stated that students
Era globalisasi dengan adanya pasar global dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Khusus bagi mahasiswa sendiri, memiliki kompetensi di bidang keilmuan saja tidak cukup, namun juga harus diimbangi dengan kompetensi berbahasa. Hal tersebut yang disampaikan oleh Gendroyono, S.Pd. M.Pd., Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB) UMY dalam pembukaan International Language Festival “Word
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional yang pertama kali digelarnya. Seminar Nasional bertajuk “Strategi dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Bahasa Jepang” tersebut sukses terselenggara pada Sabtu (7/5), di Ruang Sidang Gedung AR. Fachruddin A lantai 5, Kampus Terpadu UMY. Seminar Nasional yang digelar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Jepang
Banyaknya masalah sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, seperti masih tingginya angka perceraian, pembunuhan anak terhadap orang tua atau orang tua terhadap anak, kenakalan remaja hingga masalah seks bebas, sebenarnya diakibatkan oleh gagalnya komunikasi antar 2 manusia. Dan kebanyakan kegagalan dari komunikasi tersebut berasal dari lingkungan rumah tangga atau keluarga. Demikian disampaikan oleh Fahd Pahdepie,
Permasalahan pendidikan di daerah perbatasan Indonesia dengan beberapa negara saat ini menjadi perhatian pemerintah dan juga masayrakat luas, salah satunya permasalahan pendidikan di daerah Kepulauan Sebatik yang berbatasan antara Indonesia dengan negara Malaysia. Daerah Sebatik masih minim fasilitas-fasilitas penunjang Pendidikan, selain itu juga masih minimnya tenaga pengajar. Melihat permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Program Studi Ilmu