Berita

Fenomena Moneter antarkan Nano Prawoto raih gelar Doktor

Dr. Nano Prawoto, SE, M.Si., Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FE UMY) berhasil menyelasaikan disertasinya yang berjudul “Fenomena Moneter Permintaan Uang: Suatu Studi Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya” Sabtu (2/4) siang. Disertasi ini ditulis Nano dalam rangka meraih gelar DoktorIlmu Ekonomi dalam bidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan pada Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. Nano lulus dengan IPK 3,75 dan predikat Cumlaude .

Dr. Nano Prawoto, SE, M.Si., Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FE UMY) berhasil menyelasaikan disertasinya yang berjudul “Fenomena Moneter Permintaan Uang: Suatu Studi Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya” Sabtu (2/4) siang. Disertasi ini ditulis Nano dalam rangka meraih gelar DoktorIlmu Ekonomi dalam bidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan pada Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. Nano lulus dengan IPK 3,75 dan predikat Cumlaude .

Dalam penelitian yang bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang di Indonesia ini, Nano menjelaskan bahwa dalam jangka panjang intervensi atau efektivitas kebijakan moneter ternyata memberi pengaruh terhadap permintaan uang giral riil. Namun pada permintaan uang kartal, hal ini tidak cukup berpengaruh.

Sementara dalam jangka pendek, didapatkan hasil bahwa ternyata intervensi atau efektivitas kebijakan moneter tidak efektif dalam mempengaruhi permintaan uang kartal maupun uang giral riil. “Khususnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan suku bunga Sertifikat bank Indonesia”, ungkap Nano.

Dari análisis yang dilakukannya ini, Nano menawarkan implikasi kebijakan dalam hal mengurangi kesalahan antisipasi masyarakat berupa kebijakan moneter yang transparan. Dalam membantu pembentukan ekspetasi masyarakat terhadap stabilitas moneter, Nano juga menilai sangat dibutuhkan komunikasi yang baik antar Bank Indonesia dan masyarakat.

Upaya lain menurut Nano yaitu kebijakan stabilitas sistem keuangan dengan indetifikasi terhadap sumber ketidakstabilan sistem keuangan. Hal ini dilakukan dengan melalukan riset dan análisis kondisi sistem keuangan mendatang untuk mengetahui potensi resiko. Kebijakan terakhir yang ditawarkan Nano adalah menjaga pasar uang tetap efisien.

Terkait permintaan uang pada bulan hari besar di mana perilaku masyarakat terhadap hal ini cenderung berbeda, Nano menjelaskan perlu adanya tindakan postif seperti kebijakan menyalurakan unag kartal pecahan. Hal ini dinilai lebih menguntungkan jika disbanding dengan pengeluaran atau penaikan uang yang bernilai besar, ataupun yang berbentuk uang giral sekalipun.

Sementara yang berkaitan dengan kebijakan moneter, menjadi keharusan upaya-upaya otoritas moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap US dollar. salah satunya upayanya adalah dengan penetapan BI rate yang diterima pasar. Hal ini dinilai dapat menjaga selisih yang tidak terlalu lebar antara suku bunga domestic dan suku bunga luar negeri.

Selanjutnya mantan Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pengembangan (IESP) UMY ini, hal lain yang harus tetap dilakukan oleh otoritas monitor adalah menjaga bagaimana agar pasar valuta asing tetap lebih efisien. Hal ini sama halnya demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Demikian juga perlu adanya fleksibilitas suku bunga domestik terhadap fluktuasi suku bunga luar negeri sehingga motif spekulasi yang dapat merugikan perekonomian negara dapat diantisipasi.

Dalam menyelesaikan disertasi ini, Nano dipromotori oleh Prof. Dr. FX. Sugiyanto, MS. Sementara Co-Promotor dalam disertasi ini yaitu Prof Dr. Miyasto, SU dan Prof. Syarifudin Budiningharto, SU.

Share This Post

Berita Terkini