Berita

Tingkatkan kompetensi dan profesionalisme dokter cegah malpraktek

Adanya isu malpraktek dalam dunia kedokteran dan kedokteran gigi saat ini menuntut peningkatan profesionalisme dan kompetensi bagi para dokter maupun dokter gigi di Indonesia. Malpraktek yang terjadi dapat disebabkan karena kesalahan prosedural maupun human error.

Adanya isu malpraktek dalam dunia kedokteran dan kedokteran gigi saat ini menuntut peningkatan profesionalisme dan kompetensi bagi para dokter maupun dokter gigi di Indonesia. Malpraktek yang terjadi dapat disebabkan karena kesalahan prosedural maupun human error.

Sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi para dokter gigi Indonesia himpunan dokter gigi muda Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) akan menyelenggarakan Seminar ‘All About Emergency in Dentistry’ pada Kamis (28/5) mendatang di Asri Medical Center (AMC-UMY).

Menurut Koordinator seminar, Deny Rakhman, S.KG, adanya malpraktek sudah dianggap sebagai bentuk kegawatdaruratan dalam dunia medis. Oleh karenanya, sebagai upaya untuk mencegah adanya malpraktek dan peningkatan pelayanan dan mutu pelayanan diperlukan peningkatan kompetensi dan keprofesionalisme para dokter. “Salah satunya melalui penyelenggaraan maupun mengikuti seminar-seminar,” jelasnya saat dihubungi di Kampus Terpadu, Rabu (26/5).

Deny menambahkan, malpraktek merupakan satu kata yang mudah diucapkan oleh masyarakat  yang bagi dunia kedokteran merupakan hal yang vital karena dapat menyebabkan image buruk bagi dokter yang melakukan maupun dunia kedokteran secara keseluruhan dan bentuk malpraktek bisa disebabkan karena tidak sesuai dengan tugasnya. Dokter yang melakukan malpraktek bisa dikenai tuntutan profesi, pidana bahkan dicabut ijin prakteknya.

Dokter-dokter yang melakukan malpraktek bisa jadi karena terbatasnya pengetahuan, sedang tidak sehat atau sedang capek. “Bahkan ada anjuran jika seorang dokter sedang tidak sehat atau capek disarankan untuk tidak melakukan praktek. Karena hal tersebut bisa saja menyebabkan dokter tersebut lalai, salah diangnosa, bahkan bisa salah injeksi,”jelas Deny.

Untuk mencegah terjadinya tindakan malpraktek, seorang dokter harus selalu menambah pengetahuannya, karena ilmu pengetahuan selalu berkembang. “Dokter juga harus mengetahui Standar Operasional Procedure atau SOP, mengetahui kode etik kedokteran, serta ijin tidak melakukan praktek jika sedang tidak sehat atau capek untuk menghindari kelalaian maupun kesalahan diagnosa,”tambahnya.

Melalui seminar diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan para dokter  untuk dapat berkiprah di era global. “Selanjutnya hal tersebut akan memberikan peran yang strategis untuk ikut serta membangun bangsa Indonesia menuju ke arah yang lebih baik,” urainya.

Penyelenggaraan seminar ini diharapakan dapat menjadi sebuah media komunikasi antara dokter, dokter gigi, mahasiswa dan juga masyarakat. “Seminar ini juga mampu menjadi media komunikasi dengan masyarakat karena kegiatan ini saling memberikan informasi baik tentang apa, mengapa dan bagaimana kegawatdaruratan medis itu dan bagaimana kita harus menyikapi sebagai bentuk antisipasi,” terang Deny.

Share This Post

Berita Terkini