Berita

Mahasiswa UMY Raih Kejuaraan dalam World Chinese Proficiency Competition

Dua mahasiswa dan satu alumnus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menorehkan prestasi di bidang skill berbahasa asing, khususnya bahasa Mandarin. Ketiganya yakni Zurayda Enggar Kusuma (Hubungan Internasional), Nugroho Mukti Riyadi (Pendidikan Bahasa Inggris), dan Muhammad Iqbal (Alumnus HI UMY). Ketiganya secara berurutan berhasil meraih juara kedua, ketiga dan juara favorit dalam World Chinese Profiency Competition (kompetisi bahasa Mandarin Dunia) “Chinese Bridge”, pada Minggu (10/2) di Atrium Hartono Mall Yogyakarta.

Kompetisi yang juga dikenal dengan nama “Hanyu Qiao” ini diselenggarakan oleh Confucius Institute Headquarters (HANBAN) bekerjasama dengan Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Tionghoa (BKPBT) DIY dan Xinlong Mandarin Education Center sebagai salah satu lembaga kursus bahasa Mandarin di Yogyakarta. Kompetisi tingkat regional tersebut diselenggarakan untuk mencari perwakilan dari Daerah Istimewa Yogyakarta untuk diikutkan kembali dalam kompetisi bahasa Mandarin di tingkat nasional.

Zurayda selaku perwakilan peserta dari mahasiswa UMY mengatakan, kompetisi bahasa Mandarin Dunia tersebut diikuti oleh 26 peserta dari beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta yang ikut serta. Penampilan-penampilan yang ditunjukkan masing-masing peserta dari UMY juga berbeda-beda. “Di awal penampilan, setiap peserta menampilkan seni budaya tiongkok terlebih dahulu, kemudian pidato bahasa Mandarin dengan tema ‘Menguasai Bahasa Mandarin, di Dunia Manapun’. Setelah itu dilanjutkan dengan pidato langsung dengan tanya jawab mengenai Budaya Tionghoa. Semua perlombaan menggunakan bahasa Mandarin. Untuk pidatonya, masing-masing peserta dari UMY mengangkat tema pidato yang berbeda, Kisah Mandarinku (Wo De Hanyu Gushi) oleh Zurayda, Mimpi Menerangi Masa Depan Saya yang Cerah (Meng Xiang Dian Liang Le Wo De Meihao Weilai) oleh Iqbal, dan Tentang Ceritaku di Tiongkok (Wo Zai Zhongguo De Shenghuo) oleh Nugroho,” jelasnya.

Zurayda menambahkan, kompetisi tersebut dinilai langsung oleh tiga juri dari tiga negara, yakni Malaysia, Indonesia, dan China. “Selain juri-juri dari negara lain, peserta yang berhasil meraih juara di ajang ini, kemudian akan dikirim ke Jakarta untuk ikut kompetisi tingkat nasional bulan Mei 2019 nanti,” tutupnya (CDL)

Share This Post

Berita Terkini