Berita

UMY Bertekad Masuk 100 Besar Peringkat Dunia

697A1526
Dekan Fakultas Hukum, Dr. Trisno Raharjo, S.H., M.Hum. saat menerima penghargaan berupa Piala Bergilir dari Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus berupaya untuk mewujudkan impiannya menjadi universitas yang berada di peringkat 100 besar dunia. Demi mencapai impiannya tersebut, Rencana Strategis (Renstra) UMY 2015-2040 juga telah dipaparkan pada segenap civitas akademik, khususnya jajaran pimpinan universitas, dekanat, program studi (prodi), dan unit-unit terkait pada penutupan Rapat Kerja Tahun UMY tahun 2015, Rabu (12/8). RKT yang diselenggarakan sejak Selasa (11/8) ini bertempat di ruang sidang gedung AR. Fachruddin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY.

Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UMY, Dr. Bambang Jatmiko, SE., MSi mengungkapkan bahwa dibuatnya Renstra UMY dari tahun 2015 hingga 2040 tersebut, berdasarkan pada harapan Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA yang ingin menjadikan UMY sebagai universitas yang masuk 100 besar peringkat dunia. Renstra yang juga sudah menjadi hasil dari RKT UMY tahun 2015 tersebut disusun dalam jangka waktu setiap lima tahun. Dalam jangka waktu 2015-2020 rencana yang akan dijalankan yakni internasionalisasi universitas, 2020-2025 UMY direncanakan bisa masuk dalam jajaran ASEAN University. Kemudian tahun 2025-2030, UMY akan masuk dalam Asia Pasific University, tahun 2030-2035 UMY harus bisa masuk dalam Under Fifty World Class University, dan tahun 2035-2040 UMY akan menjadi World Class University.

“Harapan Pak Rektor, di usia 50 tahun UMY harus bisa masuk dalam peringkat 100 besar dunia. Maka dari itu, kami membuat mapping yang disebut Renstra universitas ini. Renstra tersebut juga sebagai pijakan seluruh civitas akademik. Agar semua program yang dilakukan juga harus mendukung cita-cita besar UMY ini,” ungkap Bambang, saat ditemui di kantor BPP pada Kamis (13/8).

Hasil lainnya dari RKT UMY tahun 2015 ini yang juga harus menjadi fokus utama seluruh civitas akademik UMY yakni AIPT-A 2017. Selain menargetkan dirinya untuk bisa mencapai World Class University, dalam jangka pendeknya UMY juga harus bisa meningkatkan nilai akreditas A yang telah diraihnya. “Kalau sebelumnya, nilai akreditasi A yang kita peroleh adalah 364. Maka melalui RKT ini kita menetapkan bahwa untuk AIPT 2017 nilai akreditasi A yang harus diperoleh minimal 370. Ini juga yang telah menjadi Arah Kebijakan Universitas (AKU) untuk satu tahun yang akan datang. Karena itu, semua unit dan civitas akademika UMY harus mendukung kebijakan ini, agar kinerja akreditas kampus kita ini meningkat,” ujar Bambang lagi.

Bambang juga menambahkan, ada strategi yang harus dilakukan setiap unit dan prodi UMY agar bisa mendukung kebijakan universitas dalam meningkatkan kinerja akreditasi tersebut. Ia menyebutnya dengan 4K, yakni Konsisten dari seluruh civitas akademik UMY, Komunikasi antar lini, Kerjasama, dan Karya yang harus betul-betul memberikan kontribusi nyata bagi kampus dalam meraih akreditasi yang lebih baik. “Dan tambahan satu lagi, yaitu do’a. Selain itu, strategi lainnya yaitu, dosen harus menulis artikel dan jurnal internasional, dosen juga harus bisa menjadi narasumber atau presentator di kampus-kampus luar negeri, juga bisa mendatangkan dosen dari luar negeri. Kemudian juga mengadakan join riset baik nasional maupun internasional, tata infrastruktur, tata IT sebagai supporting kita, dan juga yang perlu ditata juga adalah tata kelola keuangannya,” imbuhnya.

Pada penutupan RKT UMY 2015 ini juga diumumkan 3 Core Unit dan 3 Supporting Unit terbaik dan mendapatkan penghargaan dari UMY. Ir. Titiek Widyastuti, MS, Kepala Bidang Penjaminan Mutu Internal (Ka. Bid. PMI), Badan Penjaminan Mutu (BPM) UMY, menyebutkan 3 Core Unit yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah Ilmu Hukum, Magister Keperawatan dan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Agama Islam (FAI). Sementara 3 Supporting Unitr terbaiknya diraih oleh UPT Perpustakaan, Lembaga Pengembangan dan Pembelajaran (LPP), dan Biro Humas dan Protokol (BHP). “Masing-masingnya berhak mendapatkan tambahan dana pengembangan unit dan sertifikat. Untuk piala bergilirnya hanya diberikan kepada yang juara 1 baik itu dari kategori Core Unit ataupun Supporting Unit, yaitu Ilmu Hukum dan UPT Perpustakaan. Sementara untuk tambahan dana pengembangan yang diberikan jumlahnya sama. Untuk tiga terbaik dari Core Unit masing-masing mendapatkan tambahan dana 35 juta, sedangkan untuk tiga terbaik kategori Supporting Unit masing-masingnya mendapatkan 25 juta,” jelasnya.

Adapun kategori penilaiannya, menurut Titiek juga berbeda antara core unit dan supporting unit. Untuk kategori penilaian bagi core unit, ada empat kategori yang dinilai, yaitu AMAI (Audit Mutu Akademik Internal), hasil evaluasi LKUK (Laporan Kinerja Unit Kerja), hasil monev KBK, dan hasil survei layanan kepuasan mahasiswa, dosen, dan karyawan. “Kemudian kategori penilaian untuk supporting unit, ada tiga, yakni AMNAI (Audit Mutu Non Akademik Internal), hasil evaluasi LKUK, dan hasil survei layanan. Penilaian tersebut dilakukan oleh Bidang Penjaminan Mutu Internal, di bawah tanggung jawab Badan Penjaminan Mutu UMY,” tutupnya.

Share This Post

Berita Terkini