Berita

Paradigma jiwa kewirausahaan perlu diubah

Paradigma berpikir jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) perlu diubah. Jika paradigma sebelumnya meyakini bahwa meilihat kenyataan baru memiliki impian.

Paradigma berpikir jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) perlu diubah. Jika paradigma sebelumnya meyakini bahwa meilihat kenyataan baru memiliki impian. Paradigma itu harus diubah.

Demikian disampaikan Chief Executive Officer (CEO) Cristal Indonesia Manajemen (CIM), Risma Kusumanendra, dalam workshop ”Menciptakan mindset pribadi berjiwa entrepreneur yang berdaya saing“ di Kampus Terpadu, Rabu (12/5).

Risma mengatakan jika seorang entrepreneur harus menjadikan impian sebagai titik awal agar bisa memiliki harapan dan imajinasi kemudian merealisasikannya menjadi sebuah kenyataan. Impian yang telah diciptakan harus selalu di jaga. Risma juga menceritakan ketika dulu dia membangun mimpinya dia menulis mimpinya tersebut di salam kertas lalu menyimpannya di dompet agar bisa di bawa kemana –mana untuk selalu diingat dan diwujudkan. ”Jangan pernah takut dan ragu untuk memulai bermimpi,“ungkapnya.

Risma melihat ada tiga anatomi entrepreneur yakni knowledge atau pengetahuan, passion atau keinginan, dan fire atau semangat. Tiga hal inilah yang harus terus di pupuk dan harus ada di diri seorang entrepreneur. ”Hal tersebut juga yang meyakinkan bahwa tidak ada unsur fisik secara langsung untuk menghantarkan seseorang di kantor untuk sukses menjadi seorang enterpreneur,“paparnya.

Seorang enterpreneur juga harus tahan dengan godaan bernama keluh kesah dan harus siap mengevaluasi dan di evaluasi baik diri maupun kinerjanya. ”Berkeluh kesah efektivitas kerja menurun  karena keluh kesah membuat kita menjadi berpikiran negatif terhadap sesuatu hal.

Untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan entrepreneurship, seseorang perlu melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaanya selama ini. “Sesuatu yang telah menjadi kebiasaan pasti dapat dilakukan dengan mudah dan nyaman oleh orang tersebut. Untuk menjadi pribadi yang lebih berkembang dan berjiwa entrepreneur, seseorang perlu melakukan hal yang tidak biasa dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Risma. Dengan mencoba hal yang tidak biasa, Risma menambahkan, ini akan menciptakan ide yang semakin kreatif.

Selain itu dalam  meningkatkan jiwa wirausaha yang mampu berdaya saing, seseorang harus berusaha seimbang dalam menyelesaikan masalah karena tidak bisa dipungkiri pasti terdapat perbedaan pendapat dalam berinteraksi dengan orang lain. “Oleh karenanya, seorang entrepreneur yang baik akan bisa menempatkan dan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan bijaksana,” imbuhnya.

Risma juga memaparkan bagaimana pentingnya parenting school bagi orang tua, terutama dalam mendidik dan menumbuhkan jiwa entrepreneurship bagi anak saat ini.

Memberikan pendidikan bagi anak adalah hal yang sangat penting dan rumah merupakan sekolah pertama dan orang tua merupakan guru pertama bagi anak. Tidak ada salahnya jika memberikan pendidikan entrepreneur dan menjadi mandiri bagi anak sejak kecil.Perlu dibangun kebiasaan keterbukaan antara orang tua dan anak. Anak di ajak berbicara dari hati ke hati dan orang tua juga harus menghargai apa yang telah anak lakukan. Sering sekali orang tua memiliki hubungan yang kaku dengan anak. Sering marah jika anak melakukan kesalahan, namun hanya diam saja saat anak memiliki prestasi atau melakukan hal yang membanggakan. “Hal-hal tersebut sebenarnya bisa dilakukan dengan hal-hal yang sepele. Sekedar mengucapkan bahwa anda mendoakan mereka agar sukses, atau anda mengatakan anda menyayangi mereka,“ tandas Risma.

Share This Post

Berita Terkini