Berita

Hasil Kolaborasi Penelitian UMY dan IIUM Dipresentasikan Dalam Forum Bank Indonesia

dosen ekonomi UMY

Dosen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UMY, Dimas B. Wiranatakusuma yang berkolaborasi dengan dosen departeman Ilmu Ekonomi, International Islamic University Malaysia, Prof. Dr. Jarita Duasa, berhasil memperesentasikan hasil penelitiannya dalam 10th International Conference, Bulletin on Monetary Economics and Banking di Bank Indonesia Jakarta, pada 8 Agustus yang lalu.

Kolaborasi penelitian yang dilakukan oleh dosen Ekonomi UMY ini juga sebagai bentuk dari visi UMY yang ingin menjadikan kampusnya sebagai kampus berkelas internasional. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dimas dan Prof. Jarita keduanya mengambil topik penelitian mengenai“Building Early Warning System for The Resilience of Islamic Banking in Indonesia”.

Menurut Dimas melalui rilis yang diterima BHP UMY pada Rabu (10/08), secara singkat, penelitian ini mencoba untuk membangun indeks ketahanan perbankan Syariah di Indonesia, yang kemudian disebut Islamic Banking Resilience Index (IBRI). Indeks ini dapat digunakan sebagai surveilance mechanism dan mengantisipasi potensi kerentanan di perbankan Syariah di Indonesia. Selain itu, beberapa leading variables, seperti pertumbuhan kredit, nilai tukar riil, rasio money supply/cadangan devisa, serta inflasi digunakan sebagai pembentuk signal gangguan terhadap ketahanan perbankan Syariah di Indonesia.

“Hasilnya menunjukkan bahwa model yang kami bangun dapat digunakan sebagai sistem deteksi dini (early warning system) dalam mendeteksi terjadinya gangguan dalam perbankan Syariah di Indonesia. Kami tak lupa juga memberikan saran bahwa membangun deteksi dini di Indonesia sangatlah penting mengingat biaya recovery crisis sangatlah besar sehingga model ini perlu terus dikembangkan daya prediksinya dengan penggunaan metodologi yang lebih kompleks seperti logit/probit, markov switching, dan artificial network process,” jelas Dimas.

Dimas juga mengatakan bahwa acara 10th International Conference, Bulletin on Monetary Economics and Banking tersebut merupakan program tahunan yang di selenggarakan oleh Bank Indonesia dimana tahun ini sudah kali ke-10. “Ajang ini mengundang hanya 20 tulisan terbaik dari 80 tulisan lebih, yang dikemudian dipaparkan dalam forum yang kebanyakan dihadiri oleh para pejabat di lingkungan Bank Indonesia se-Indonesia. Ke-20 topik tulisan yang diundang tersebut cukup variatif dan dari berbagai negara, seperti Malaysia, Bangladesh, Azerbaijan, Turki dan beberapa negara Eropa lainnya. Tahun ini pihak panitia mengambil topik “Promoting Financial Stability in the Changing Global Financial Landscape”,” ujarnya lagi.

Di samping itu, proses penyelesaian kolaborasi penelitian dosen ini juga melibatkan satu orang mahasiswa, yakni Sumandi, mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi angkatan 2013. Pelibatan mahasiswa menjadi hal yang penting guna turut membekali mahasiswa dengan skill penelitian sejak dini.

Menurut Dimas, tujuan mengikutsertakan mahasiswa dalam even berskala internasional ini adalah untuk melaksanakan visi misi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai kampus Muda Mendunia yang siap berkompetisi dengan kampus lainnya, terutama dalam skill riset. “Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini, semakin banyak mahasiswa UMY yang bisa berpartisipasi dalam kegiatan berskala internasional dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya penelitian, terutama dalam bidang ilmu ekonomi,” ungkap Dimas.

Dimas berkomitmen bahwasannya ke depan penelitian dikalangan mahasiswa UMY akan terus ditingkatkan melalui komunitas penelitian GESFID UMY. “Komunitas ini diharapkan bisa memberikan effect dan menjadi trigger untuk para mahasiswa agar mulai sadar pentingnya penelitian, khususnya terkait dengan penelitian ilmu ekonomi dan kebijakan keuangan perbankan,” imbuhnya.

Sementara itu, Sumandi mengatakan bahwa, kolaborasi penelitian UMY dan IIUM menjadi pusat perhatian dalam even ini, karena menjadi tulisan satu-satunya yang melibatkan mahasiswa S1, sedangkan lainnya rata-rata adalah S2 dan S3. “Saya juga merasa sangat berkesan karena even ini dihadiri oleh para petinggi Bank Indonesia, diantaranya gubernur Bank Indonesia, Bapak Agus Martowardojo. Dan yang tidak kalah berkesan juga adalah kehadiran Prof. Dr. M Handry Imansyah yang merupakan pakar Early Warning System atau sistem deteksi dini di indonesia, yang juga turut aktif memberikan komentar,” ujarnya.

Share This Post

Berita Terkini