Berita

BPJS Kesehatan untuk Mahasiswa diharapkan Jadi Solusi bagi Mahasiswa

IMG_5453(2)Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) dinilai bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, tak terkecuali bagi mahasiswa yang tinggal jauh di perantauan. Hadirnya BPJS bagi mahasiswa diharapkan menjadi solusi pelayanan kesehatan bagi mereka.

Hal tersebut yang diungkapkan oleh Direktur Klinik Firdaus, Dr.dr. Arlina Dewi, M.Kes. dalam penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara BPJS dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Selasa (03/05) di lobi rektorat UMY. Ia menambahkan bahwa program ini akan mulai diberlakukan kepada mahasiswa angkatan 2016 mendatang. “Biaya iuran BPJS bagi mahasiswa UMY nantinya tidak akan diberatkan secara khusus karena akan dimasukkan kedalam biaya SPP bulanan,” jelas Arlina.

Selain itu, dr. Arlina menambahkan, akan ada tiga keuntungan bagi mahasiswa yang mengikuti BPJS tersebut. Keuntungan pertama adalah karena mahasiswa tidak perlu mengurus BPJS secara individu di kantor BPJS secara langsung. “Karena pada dasarnya di BPJS itu tidak memperbolehkan peserta untuk mendaftar secara individu. Harus bersama semua keluarganya yang ada di KK (Kartu Keluarga-red). Tetapi dengan adanya BPJS bagi mahasiswa ini, otomatis mahasiswa akan dapat terdaftar sebagai peserta individu di bawah UMY,” jelas Kepala Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit Pascasarjana UMY tersebut.

Keuntungan kedua adalah mahasiswa tidak perlu memperpanjang masa berlaku BPJS yang hanya terbatas hingga 21 tahun. “Kalau ikut BPJS keluarga, hanya sampai umur 21 tahun saja. Bisa diperpanjang kalau mahasiswa mengurus surat aktif menjadi mahasiswa dan harus menyerahkan sendiri ke kantor BPJS. Tetapi dengan BPJS mahasiswa ini otomatis mahasiswa yang terdaftar masih aktif menjadi mahasiswa, jadi tidak perlu mengurus ke kantor BPJS,” ungkap dr. Arlina.

Selanjutnya, keuntungan terakhir adalah bagi mahasiswa yang ingin memindahkan data dalam kartu BPJS asal menjadi BPSJ di kota tempat kuliah, tidak perlu repot-repot ke kantor BPJS. “Karena kalau pakai data kartu BPJS daerah asal, mahasiswa otomatis tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan pertama di Klinik Pratama UMY, karena sudah terdaftar di Klinik Pratama yang ada di daerahnya. Sedangkan kalau ingin berganti ke BPJS Jogja, harus mengurus ke kantor BPJS sendiri. Jadi BPJS mahasiswa ini akan memudahkan,” jelas dr. Arlina.

Dr. Arlina mengaku bahwa untuk memasukkan data mahasiswa yang akan mengikuti program BPJS mahasiswa di UMY memerlukan proses yang tidak mudah, karena mahasiswa diharuskan untuk input data diri. Dalam input data diri tersebut, mahasiswa baru yang biasanya terdiri dari kurang lebih 5.000 mahasiswa harus memberikan keterangan status kepesertaan BPJS mereka, apakah sudah terdaftar dengan orang tua atau belum. “Kalau sudah dapat BPJS dari orang tua, tetap akan dipindahkan tempat pelayanan kesehatannya di Klinik Pratama UMY. Dan untuk kelasnya sendiri mengikuti kelas yang sudah didaftarkan sebelumnya oleh orang tuanya. Namun untuk mahasiswa yang baru mau jadi peserta BPJS, akan diletakkan pada kelas 3,” ungkap dr. Arlina.

Sementara itu, Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, M.A., dalam sambutannya menyebut mendukung kerjasama yang dilakukan UMY dengan BPJS. “Dengan begitu, target BPJS menjadi universal dengan menjadi terjangkaunya kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa,” jelas Prof. Bambang. (Deansa)

Share This Post

Berita Terkini