Berita

Anggota Harus Paham Prinsip Koperasi

Koperasi harus berpegang teguh pada prinsipnya. Bila tidak, koperasi akan sulit untuk maju. Masing-masing anggota harus sadar betul mengapa berkoperasi dan tahu koperasi itu apa. Saat ini, banyak yang sudah berkoperasi namun tidak tahu prinsip berkoperasi.

Hal tersebut disampaikan oleh Ahmad Ma’ruf, Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam acara “Pelatihan Koperasi” bagi Karyawan UMY, Senin (30/1) siang. Acara ini digelar dalam rangka memberikan pemahaman kepada karyawan tentang prinsip koperasi dan bagaimana seharusnya kesadaran berkoperasi dibangun.

Koperasi adalah sekumpulan orang secara sukarela, berbeda dengan orang yang berkumpul dan patungan saham. Menurut Ahmad, koperasi memiliki prinsip yang harus dipegang teguh agar koperasi dapat betul-betul mensejahterakan anggotanya. “Keanggotaan koperasi sukarela dan terbuka, artinya siapa saja boleh ikut selama koperasi mampu memenuhi kebutuhan anggotanya. Setiap anggota memiliki suara yang sama dalam koperasi, tidak membedakan lamanya menjadi anggota atau pun banyaknya simpanan. Selain itu, anggota harus berpartisipasi secara ekonomi,” jelasnya.

Selain itu, masih menurut Ahmad, koperasi merupakan perkumpulan otonom dan mandiri. “Tidak boleh ada intervensi, walaupun pihak luar mungkin menawarkan keuntungan yang banyak, tapi kalau tidak sesuai dengan aturan koperasi, tetap harus ditolak. Koperasi harus mandiri, tanpa melupakan kerja sama dengan koperasi lain. Selain itu, koperasi harus punya program kepedulian bagi masyarakat. Misalnya menggelar sunatan massal ata memberikan sumbangan bagi panti asuhan di lingkungan sekitarnya,” tambah Ahmad.

Lebih lanjut Ahmad menambahkan, kebutuhan manusia secara mendasar ada tiga dan bisa terpenuhi dengan berkoperasi. “Yang pertama adalah kebutuhan ekonomi, lalu sosial, dan budaya. Koperasi dasarnya adalah usaha bersama. Anggota bisa mengelola dana untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Sebagai makhluk sosial, koperasi bisa menjadi sarana bersosialisasi, juga melatih berorganisasi. Sedangkan nilai budaya, orang bisa bersolidaritas dan bekerja sama melalui koperasi,” ungkapnya. (intan)

Share This Post

Berita Terkini