Berita

UMY Raih Peringkat 19 Se-Indonesia Versi Scimago Institutions Rankings 2020

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sesuai dengan kredonya “Muda Mendunia” dan tagline “Unggul dan Islami” berhasil meraih peringkat ke-19 se-Indonesia versi Scimago Institutions Rankings 2020. Hasil pemeringkatan ini menilai klasifikasi lembaga akademik dari segi penelitian yang kemudian diberi peringkat menggunakan indikator komposit yang menggabungkan tiga set indikator yang berbeda berdasarkan kinerja penelitian, hasil inovasi dan dampak sosial yang diukur dengan visibilitas website. Pemeringkatan pada ranking UMY ini dipengaruhi oleh faktor banyaknya jumlah artikel jurnal yang telah ditulis oleh sivitas akademika UMY dalam jurnal terindeks scopus, yakni 673 artikel jurnal yang telah terbit sejak tiga tahun terakhir.

Kepala Pusat Data dan Informasi Strategis Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP UMY), Tony K. Hariadi, Ir., M.T, IPM saat dihubungi pada hari Jum’at (19/6) menyatakan bahwa pemeringkatan UMY versi Scimago Institutions Ranking 2020 didasarkan pada perhitungan tiga tahun terakhir yang harus mendapatkan peningkatan jumlah artikel terindeks scopus. “Di tahun terakhir ini UMY cukup banyak mengirimkan jurnal scopus. Peningkatan UMY jika dilihat sampai hari ini terdapat 673 artikel jurnal yang ada di scopus. Jumlah itu dilihat dalam pemeringkatan tiga tahun terakhir ini, dari tahun 2015 menuju tahun 2016 kita sudah meningkat lebih dari 100 persen jumlah artikel di scopus. Kemudian, dari tahun 2018 ada 131 artikel, tahun 2017 ada 164 artikel, tahun 2019 ada 192 artikel, dan di pertengahan tahun 2020 ini sudah ada 149 artikel. Karena itu kami berharap di akhir tahun nanti bisa mencapai 300 artikel yang akan terbit di scopus,” jelasnya.

Tony juga menyampaikan bahwa keberhasilan pada pemeringkatan ini juga dilihat dari banyaknya kerjasama penelitian yang dilakukan oleh sivitas UMY dengan institusi lain dalam jurnal yang diterbitkan. Meningkatnya nilai pemeringkatan juga dilihat dari banyaknya jumlah jurnal sivitas UMY yang disitasi (dirujuk) oleh institusi lain.

”Targetnya di atas tahun 2021 sudah mencapai 1000 artikel jurnal, dan bisa untuk pemeringkatan QS World Ranking tahun berikutnya. Jumlah sitasi artikel ditingkatkan minimal ada dua sitasi setiap artikel, jadi setidaknya ada 2000 sitasi artikel jurnal. Selain itu, target untuk Scimago Institutions Ranking kedepannya UMY dapat meraih 10 besar,” tambahnya.

Hal serupa disampaikan oleh Wakil Rektor UMY Bidang Akademik, Dr. Sukamta,S.T.,M.T saat dihubungi pada hari kamis (18/6) menyatakan bahwa dalam pemeringkatan penelitian jurnal terindeks scopus ini juga dipengaruhi oleh upaya UMY yang telah memobilisasi, memberikan fasilitas untuk pelatihan riset kepada para dosen dan juga para mahasiswa di UMY. “Hal yang dilakukan UMY adalah motivasi, mobilisasi khususnya bagi para dosen dan juga mahasiswa pascasarjana untuk menerbitkan hasil-hasil penelitiannya atau tugas akhir, disertasi, dan tesis ke jurnal internasional yang terindeks scopus. Kegiatan yang dilakukan (untuk mendukung publikasi) diantaranya adalah science camp, atau pelatihan bersama dalam penelitian dan menulis artikel bersama dalam rangka untuk meningkatkan jumlah artikel yang terpublikasi di jurnal-jurnal scopus. Kalau artikel para dosen banyak yang dipublikasikan di jurnal terindeks scopus, terlebih dalam kategori Q1 dan Q2 yaitu kuartil tertinggi dalam indeks scopus, nantinya akan meningkatkan sitasi, atau banyak orang yang merujuk karya dosen UMY tersebut. Sehingga jika artikel para dosen banyak yang disitasi oleh penulis lainnya yang di luar UMY maka itu nantinya akan meningkatkan peringkat kita/impact factor di paper yang dipublikasikan tersebut,” paparnya.

Sukamta menambahkan bahwa UMY juga berhasil meraih predikat kampus swasta terbaik pertama dalam bidang inovasi versi Scimago Institutions Ranking 2020. Dengan diraihnya prestasi tersebut, UMY juga akan terus meningkatkan kualitas kategori riset berbasis inovasi di bawah divisi inovasi dan produk unggulan LP3M yang sudah berjalan dua tahun terakhir. ”Kami akan terus tingkatkan dengan divisi inovasi dan produk unggulan LP3M UMY yang memiliki database terkait riset para dosen yang Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) nya tinggi, jadi inovasi ini didukung oleh riset tapi berbasis riset TKT tinggi. Misalnya TKT 6,7,8,9 itu berpotensi untuk memiliki paten, artinya riset memiliki unsur riset yang inovatif. Karena hasilnya bisa diterapkan dalam sebuah teknologi dan itulah yang nanti akan berkontribusi pada pemeringkatan di bidang inovasi ini,” tutupnya. (Sofia)

Share This Post

Berita Terkini