Berita

Tim Mr. Cilindro UMY Raih Juara II Dalam Komurindo-Kombat 2017

UMY kembali menjuarai kontes tahunan Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) dan Kompetisi Balon Atmosfer (Kombat) yang telah berlangsung pada 22 hingga 25 Agustus 2017 lalu di Lapan Garut. Dalam kompetisi tersebut tiga mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tergabung dalam tim Mr. Cilindro berhasil meraih juara 2 tingkat nasional kategori Kombat. Tim UMY mampu mengalahkan 14 tim dari 16 tim peserta kombat dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang telah diseleksi sebelumnya.

Ketiga mahasiswa yang mengikuti lomba yaitu Muhammad Khairul Syarif(2014), Rara Dwi Oktaviani serta Dimas Oktanugraha (2014) selaku ketua tim. Perlombaan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan bekerjasama dengan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), pada tahun ini mengusung tema “Teknologi Muatan Balon untuk Observasi Atmosfer dan Maritim. ”Pada ketegori Kombat, Juara 1 diraih oleh Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS), juara 3 diraih oleh Universitas Telkom Bandung, serta juara 4 diraih oleh Universitas Komputer Indonesia,” tandas Syarif saat diwawancarai di Lobi Rektorat UMY pada Sabtu (26/8).

Tim yang dibimbing oleh Rama Okta Wiyagi S.T., M. Eng., selaku dosen Program Studi Teknik Elektro UMY tersebut setiap tahunnya selalu berpartisipasi dalam ajang Komurindo dan Kombat bahkan sampai mendapatkan juara. “Kami bersyukur dan merasa sangat bangga bisa mempertahankan juara II ini. Karena pada tahun lalu juga tim UMY mendapatkan juara yang sama. Kami berterimakasih kepada UMY yang telah mendukung tim kami sehingga bisa ikut serta dalam acara Kombat tahun ini, baik dari segi non teknis maupun teknis. Khususnya kepada dosen pembimbing kami yang telah totalitas dalam memberikan arahan yang baik sampai pada akhirnya mendapatkan juara mengalahkan perguruan tinggi ternama di Indonesia,” ujar Syarif lagi

Syarif menambahkan untuk mendapatkan juara para peserta lomba perlu memperhatikan beberapa faktor yang dinilai dalam kompetisi Kombat tersebut. “Kami sangat detail dalam mempehatikan indikator penilaian seperti, temperature, nilai ketinggian, arah angin, kelembapan, dan tekanan. Rekaman GPS (Koordinat Lintang dan Bujur, red) juga dinilai dalam kompetisi tersebut. Selain itu, auto track antenna, pengambilan gambar berupa foto dari muatan, maupun nilai kadar CO2 di atsmofer yang merupakan misi sekunder turut mempengaruhi dalam penilaian juri,” papar Syarif.

Kembali ditambahkan Syarif, tim Cilindro yang beranggotakan tiga orang tersebut telah mempersiapkan untuk kompetesi dalam waktu yang lama. Terhitung empat bulan yang dibutuhkan untuk lebih mempersipakan kematangan tim. “Tim kami membutuhkan waktu cukup lama bahkan sampai 4 bulan. Karena ada beberapa hal yang juga kami persiapkan seperti melihat perkembangan muatan untuk mentransmisikan data dan ground station sebagai penerima data, serta auto track antenna untuk mengikuti arah muatan bergerak, ” jelasnya.

Syarif juga menuturkan, semua proses yang dilalui saat kompetisi ada permasalahan yang harus dihadapi. “Tentunya dalam proses mengikuti kompetisi ada kendala yang kami hadapi yaitu pada bagian rotator antenna yang sudah cukup lama tidak digunakan. Sehingga pada saat digunakan rotator antenna tersebut cukup sulit mengikuti arah muatan. Maka kedepan kami menginginkan alat yang baru agar dapat maksimal ketika digunakan,” imbuhnya.

“Harapan kami selanjutnya dapat mempertahankan gelar ini bahkan lebih dari apa yang kita capai saat ini. Selain itu, kampus bisa lebih optimal dalam mendukung tim yang mengikuti kompetisi sehingga mahasiswa yang terlibat bisa lebih semangat untuk bisa juara. Maka keberhasilan ini semoga bisa memotivasi seluruh mahasiswa, bahwa UMY bisa bersaing pada bidang teknologi baik kompetisi nasional maupun internasional,” tutup Syarif.

Share This Post

Berita Terkini