Berita

Prodi Profesi Ners UMY Berbagi Ilmu Tentang Penyakit Tidak Menular Pada Masa Pandemi

Penyakit tidak menular atau PTM adalah jenis penyakit yang tidak dapat ditularkan dari orang ke orang lain melalui kontak apapun. Meskipun demikian, angka kematian akibat PTM cukup tinggi di Indonesia. Continuing Nursing Education (CNE) Program Studi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Yogyakarta membahas hal tersebut dalam seminar tahunan “CNE XXVII : Strategi Pencegahan dan Pengendalian PTM pada Situasu Covid-19 di Indonesia”. Seminar yang diselenggarakan pada Sabtu (26/9) berlangsung secara online melalui zoom dan juga live streaming Youtube sehingga bisa disaksikan secara luas oleh para perawat maupun tenaga medis dan masyarakat pada umumnya.

Seminar CNE ini adalah salah satu bentuk kepedulian Prodi Profesi Ners UMY dan alumninya terhadap para perawat khususnya dan masyarakat pada umumnya. “Sejak tahun 2010 PTM masuk dalam 5 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia, beberapa PTM yang sering ditemukan di Indonesia adalah stroke, jantung sistemik, kanker, dan diabetes melitus. Di tengah covid ini saya rasa pasien pengidap PTM juga perlu mendapat penanganan khusus karena bisa menjadi penyakit peserta atau komorbiditas, karena itu juga yang menyebabkan tingginya kasus fatal di Indonesia. Sehingga orang dengan PTM harus mewaspadai diri,” ungkap Tri Prabowo, S.Kp, M.Sc, ketua DPW PPNI DIY dalam pembukaan kegiatan seminar.

Sementara itu Arianti, M.Kep., Ns., Sp. Kep. MB, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners UMY juga menyuarakan hal yang sama terkait pemilihan topik yang diangkat pada seminar tahun ini. “Topik dipilih karena faktor resiko utama yang terpapar covid adalah mereka yang memiliki PTM seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi. Dalam seminar ini dibahas bagaimana pentingnya mencegah supaya penderita PTM tidak terpapar covid,kemudian bagaimana penanganan kalau mereka terkena covid saya rasa itulah urgensinya kami memilih tema tersebut”, tuturnya.

Kegiatan seminar online yang mampu menarik sebanyak 1000 peserta ini membahas materi terkait resiko orang yang memiliki PTM dimasa pandemi, seperti dijelaskan oleh salah satu pembicara seminar yakni Dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA Kepala Subdirektorat Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi dan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan, bahwa sangat penting menjaga kesehatan di masa pandemi, terutama untuk para pengidap PTM. “Salah satu strategi yang tepat untuk mencegah PTM yakni menerapkan hidup sehat dengan mengatur pola makan yang sehat dan cukup gizi, melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga. Apalagi di masa pandemi, para pengidap PTM itu sangat beresiko terkena Covid-19, oleh sebab itu harus bisa menjaga diri dan selalu memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat secara berkala”, ungkap Theresia.

Melengkapi penjelasan Dr. Theresia, narasumber berikutnya juga mengatakan hal yang sama terkait menjaga pola hidup sehat. “Pola hidup sehat itu sudah kunci utama ya, harus dijaga sekali. Selain menjaga pola hidup sehat, saat ini kita juga harus bisa memanfaatkan teknologi, karena sekarang teknologi sangat diperlukan untuk mengakses informasi apapun. Misalnya untuk konsultasi dokter, atau mencari informasi untuk pencegahan dini,” tambah Drh. Berty Murtiningsih, M.Kes, narasumber dalam kegiatan seminar.

Melalui seminar ini diharapkan banyak perawat dan petugas medis yang akan membuat strategi untuk mencegah bagaimana pengendalian pencegahan covid terutama terhadap orang yang memiliki riwayat PTM. Para perawat dan petugas medis juga diharapkan bisa mengimplementasikan pemberian asuhan terkini bagi penderita PTM, karena perawat berperan penting di garda depan dan harus lebih strategis terutama dalam pemberian asuhan kepada masyarakat untuk penanggulangan covid . “Harapan kami selaku institusi pendidikan yang bergerak di bidang kesehatan, kami bisa memberikan update ilmu pengetahuan terbaru terkait pencegahan covid bagi para pasien covid yang memiliki PTM. Supaya perawat lebih peduli dengan pasien PTM sehingga penularan covid bisa berkurang,” tutup Arianti.

Share This Post

Berita Terkini