Berita

Dua Dosen UMY Duduki Jabatan Tertinggi di Muhammadiyah dan Aisyiyah

pesanan mbak saki

Terpilihnya Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah periode 2015-2020 yang merupakan pasangan suami istri Dr. Haedar Nashir, M.Si dan Dra. Siti Nordjannah Djohantini, MM., M.Si mengingatkan banyak kalangan pada masa KH. Ahmad Dahlan dan Siti Walidah Ahmad Dahlan. Terpilihnya pasangan ini sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Aisyiyah juga diharapkan dapat membawa dampak positif, bukan hanya pada organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang dipimpinnya saja, namun juga pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dimana keduanya tak lain merupakan dosen aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) dan Fakultas Ekonomi (FE) UMY. Dr. Haedar Nashir memulai kiprah sebagai dosen prodi Ilmu Pemerintahan di UMY sejak tahun 1992, sedangkan Dra. Siti Noordjannah memulai karir sebagai dosen ilmu Manajemen UMY sejak tahun 1988.

Sebelumnya, Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA setelah mengetahui bahwa Dr. Haedar Nashir masuk ke dalam jajaran calon Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Bambang berharap Dr. Haedar bisa menginspirasi segenap civitas akademika UMY. Karena masuknya Dr. Haedar yang juga diajukan sebagai calon Ketua Umum PP Muhammadiyah, menjadi bukti bahwa Dr. Haedar tidak hanya aktif sebagai dosen FISIPOL UMY, tapi juga aktif dan memiliki peran penting dalam organisasi Muhammadiyah.

Saat ini, setelah Dr. Haedar Nashir dan Dra. Siti Nordjannah telah resmi menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah, Prof. Bambang pun berharap keduanya juga bisa memberikan dampak positif bagi universitas. Guru besar Hubungan Internasional (HI) UMY ini pun mengatakan bahwa mahasiswa UMY juga perlu mengetahui prestasi dari kedua dosen UMY ini yang bisa menduduki jabatan tertinggi di Muhammadiyah dan Aisyiyah. “Mahasiswa juga perlu tahu kalau pasangan Ketua Umum ini juga merupakan dosen UMY. Agar mereka bisa mencontoh dan bisa terus termotivasi. Dan mudah-mudahan bisa membuat semua civitas akademika semakin bersemangat, karena dosen UMY dapat terpilih menjadi pemimpin puncak di organisasi terbesar kedua di Indonesia ini,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dekan Fisipol, Ali Muhammad, SIP, MA, Phd., dan Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. Nano Prawoto, M.Si. Saat dihubungi pada Sabtu (8/9), keduanya sama-sama berharap dengan terpilihnya pasangan Dr. Haedar Nashir dan Dra. Siti Nordjannah sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah, dapat memberikan warna baru kepada segenap civitas akademika UMY. Menurut Dr. Nano Prawoto, terpilihnya kembali Dra. Siti Nordjannah yang juga selaku dosen Ilmu Manajemen UMY sebagai ketua umum PP Aisyiyah periode 2015-2020, merupakan hal yang layak dan wajar. Pasalnya, Dra. Siti Nordjannah merupakan dosen senior di FE UMY dan juga aktif di organisasi Aisyiyah. “Pengalaman beliau di Aisyiyah sudah sangat panjang, karena itulah sangat layak pula jika beliau menjadi ketua PP Aisyiyah. Selain itu, beliau juga memiliki kemampuan akademik yang bagus,” ujarnya.

Dengan diangkatnya dosen Ilmu Manajemen UMY sebagai ketua PP ‘Aisyiyah periode 2015-2020 ini, Nano juga berharap ada warna baru pada segenap civitas Fakultas Ekonomi UMY dan memotivasi mereka untuk bisa memberikan yang terbaik. “Dengan terpilihnya beliau menunjukkan bahwa Fakultas Ekonomi UMY tidak hanya memiliki sumber daya manusia yang hanya mampu dan ahli dalam bidang ekonomi secara teori saja, namun juga memiliki SDM yang dapat terjun ke lapangan dan dunia nyata,” jelasnya. Ia juga berharap bahwa ke depannya PP Aisyiyah dan Fakultas Ekonomi UMY dapat melakukan kerjasama untuk melakukan riset dalam pengembangan ekonomi.

Ali Muhammad, SIP, MA, Phd menambahkan, Dr. Haedar Nashir adalah salah satu dosen terbaik Fisipol dan salah satu kader terbaik Muhammadiyah saat ini. “Dengan terpilihnya beliau sebagai ketua umum PP Muhammadiyah, tentu kita berharap persyarikatan Muhammadiyah maupun amal-amal usaha termasuk Universitas Muhammadiyah semakin berkembang dan maju,” ujarnya.

Ali juga berharap keduanya sukses dan lancar dalam mengemban amanah menjadi nahkoda Muhammadiyah lima tahun ke depan. “Problematika umat dan bangsa begitu banyak dan komplek, seperti masalah ketidakadilan, kemiskinan, korupsi, pendidikan dan lain-lain. Sehingga diharapkan Muhammadiyah di bawah kepemimpinan beliau semakin mampu terdepan dan memberikan andil serta kontribusi besar bagi bangsa maupun dunia. Kami juga bersyukur bahwa Muktamar berjalan dengan lancar dan proses pemilihan pemimpin berjalan lancar tanpa problem apapun. Ini menunjukkan kematangan demokrasi dan kedewasaan organisasi Muhammadiyah,” tutupnya. (Deansa/Ica/Sakinah)

Share This Post

Berita Terkini