Berita

Wawancara Eksklusif Balon Rektor UMY – Dr. MUKTI FAJAR NUR DEWATA, SH., M. Hum

mukti-fajar-turki  Dosen Fakultas Hukum UMY ini lahir di Yogyakarta, 29 September 1968. Menyelasaikan studi S1 di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1992, Master di Universitas Diponegoro pada 2001, dan Doktor di Universitas Indonesia pada tahun 2009. Dengan jabatan akademik sebagai lektor kepala, beliau mengampu mata kuliah Hukum Investasi, Hukum Perniagaan Internasional, Hukum Perusahaan, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Hukum Perlindungan Konsumen, Metodologi Penelitian Hukum, Sosiologi Hukum dan Etika Bisnis. Beberapa jabatan yang pernah diamanahkan kepadanya antara lain Kepala Penjaminan Mutu UMY tahun 2012 hingga sekarang, Direktur Pusat Studi Hukum dan Kesejahteraan Sosial UMY sejak tahun 2009, dan Ketua Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMY pada 2009-2013.

Apa visi misi bapak jika diberi kesempatan menjadi rektor UMY?
UMY itu perguruan tinggi yang cukup leading di Indonesia, kita sudah mengarahkan UMY menuju world class university. Kita harus bisa mencapai visi dengan cepat, karena pesaing itu juga berlari dengan cepat. Kalau ditanya secara pribadi, visi misi saya yaitu hanya bagaimana melakukan pencapaian akselerasi untuk pencapaian visi misi UMY sebelum yang lain mendahului. Apalagi saat ini UMY telah mengikuti QS Starr, dan Ban PT yang menjadi kebanggan untuk promosi universitas. Untuk pencapaian visi misi UMY dalam world class university, diperlukan kepemimpinan yang lebih tangguh, lebih powerfull, yang lebih berani mengambil keputusan, serta yang lebih cepat menggerakkan roda ini, supaya kita lebih bisa mencapai arah itu lebih cepat.

Apa program 100 hari atau 1 tahun pertama apabila diamanahkan menjadi rektor?
UMY memiliki empat urusan, yaitu akademik, SDM, Keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kemudian penjaminan mutu kerjasama AIK. Keempat ini yang harus diurusi. Jika ditanya maka 4 tahun kita harus meningkatkan yang cepat untuk bidang itu. Jika ditanya untuk satu tahun kedepan, saya akan mengutamakan yang akademik kemudian peningkatan Sumber Daya Manusia, kemahasiswaan yang saya kira sudah bagus tinggal meningkatkan lagi jumlah prestasi mahasiswa. Kemudian keterserapan alumni, yang keempat kita harus mempertahankan AIPT A yang mana di tahun depan menjadi fokus yang paling utama. Selain itu tentunya AIK harus menjadi basis, penciri, dan karakter UMY dari kampus yang lain. Kalau orang banyak yang bercerita kampus Islam itu banyak, tapi UMY berdasarkan Al Islam yang Muhammadiyah, sehingga ini menjadi pembeda. Dalam hal ini perlu meningkatkan kesalehan-kesalehan sosial, tidak hanya ibadah mahdzhoh tapi bagaimana Islam ini manfaat pada masyarakat, karena ini sesuai dengan gerakan Al Ma’un dari Muhammadiyah. Tapi kalau di ukur 100 hari atau 1 tahun, mungkin pilihannya adalah peningkatan akademik dan AIPT A, itu target.

Apa strategi untuk UMY jika terpilih menjadi rektor?
Strateginya yaitu percepatan, bagaimana kita harus mempunyai susunan kabinet. Yang pertama saya akan mengangkat wakil rektornya empat tidak hanya tiga. Ini karena urusannya empat, akademik, SDM dan keuangan, mahasiswa dan alumni, serta tata kelola mutu kerjasama dan AIK. Masing-masing dipegang oleh satu wakil rektor. Setelah itu adalah lembaga-lembaga akademik dan fakultas, kemudian pascasarjana, LP3M, BPM, badan perencana, biro keuangan ini unit-unit yang memang harus diisi oleh orang-orang yang bisa berlari cepat, supaya yang lain bisa mengikuti. Strateginya adalah memilih orang-orang yang tepat untuk bisa bekerjasama, dan berlari dengan cepat.

Jika ternyata jabatan rektor diamanahkan ke orang lain, apa yang akan bapak lakukan?
Saya kira saya bukan orang yang kemarin sore yang kemudian masuk pemilihan ini. Saya sudah kerja di UMY cukup lama, saya sudah menjabat di berbagai struktur di UMY juga ada beberapa, saya pernah menjadi Ketua Lab Hukum UMY, Kepala bagian, Kepala LP3M. Saya pikir tidak harus menjadi yang nomor satu, masih ada tempat yang harus diisi. Itu bukan harga mati, tetapi yang harus saya sampaikan bahwa hari ini UMY perlu pemimpin yang lebih muda.

Share This Post

Berita Terkini