Berita

Wawancara Eksklusif Balon Rektor UMY – DR. ACHMAD NURMANDI, M.SC.

img-20161011-wa0000  Lahir di Belinyu, Bangka pada 30 November 1963, Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc saat ini menjabat sebagai Direktur Program Pascasarjana UMY periode 2013-2017. Beberapa jabatan lain yang pernah diamanahkan kepadanya adalah sebagai sebagai Direktur JK School of Government UMY pada tahun 2013, dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik pada 2009-2013. Dengan jabatan akademik lektor kepala, beliau mengampu mata kuliah Urban Government, Public Service Management, System Information Management, dan Policy Analysis.

Apa visi misi bapak jika diberi kesempatan menjadi rektor UMY?
Visi misi saya sesuai dengan visi misi UMY. Seperti menjadikan universitas yang Unggul dalam pengembangan ilmu dan teknologi dengan berlandaskan nilai-nilai Islam untuk kemaslahatan umat. Jadi tugas rektor itu mewujudkan visi misi yang ada.

Apa program 100 hari/1 tahun pertama apabila diamanahkan menjadi rektor?
Mempersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia). Dalam SDM kita, kompetensi dan budayanya masih belum kompetibel sesuai dengan moto UMY. Belum kompetibel itu artinya belum sesuai, belum maksimal, dan belum sinkron. Jadi persiapan satu tahun pertama adalah bagaimana menyiapkan mereka dengan berbagai program. Kalau mereka (dosen) kurang publikasi, kita bantu publikasi. Kalau mereka (dosen) kurang networking, kita bantu networking. Kedua karyawan. Sudah tentu karyawan itu harus ada talent scouting management. Jadi karyawan itu harus dibentuk karena mereka itu merupakan lapisan kedua. Sehebat apapun program kita, tetapi kalau tidak didukung oleh karyawan ya percuma saja.

Apa strategi untuk UMY jika terpilih menjadi rektor?
Strateginya melibatkan dosen didalam pencapaian dan mewujudukan slogan itu. Tapi tidak seluruh dosen, sudah tentu dipilih yang mempunyai kompetensi. Jadi membuat jejaring-jejaring dengan dosen, kelompok-kelompok belajar tentang mereka. Supaya mereka belajar satu sama lain untuk kepentingan mereka, kepentingan organisasi dan kepentingan universitas. Itu strateginya yang bisa dilakukan. Kalau orang itu cenderung (bekerja) sendiri, agak sulit. Karena Universitas itu dinilai dari prestasi kelompok atau organisasi, tidak dinilai perseorangan. Prestasi hebat satu orang, tetapi universitasnya jelek ya percuma saja.

Jika ternyata jabatan rektor diamanahkan ke roang lain, apa yang akan bapak lakukan?
Kita akan dukung. Mendukung itu kan macam-macam. Tidak hanya menjabat, ataupun mungkin menjabat, kan bisa saja. Kalau tidak menjabat, saya menjalankan profesi sebagai dosen seperti biasa.

Share This Post

Berita Terkini