Berita

Untuk Realisasikan Budaya Damai diperlukan Mind Map Baru

IMG_8551

Banyaknya konflik yang semakin berkembang dewasa ini memunculkan pemikiran-pemikiran tentang cara menghidupkan kembali budaya damai di atas bumi ini. Terealisasikannya budaya damai sendiri, di samping memerlukan kerangka konseptual dan normatif, namun juga memerlukan pemahaman baru serta kemampuan emosional dan spiritual.

Hal tersebut yang disampaikan oleh Habib Chirzin, president Forum on Peace, Human Security and Development dalam Refreshing Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) bagi dosen, pada Kamis (28/07) di ruang sidang Ar. Fakhrudin A UMY. Dalam forum tersebut, Habib memaparkan materi tentang Perdamaian, Keamanan Manusia, Managemen dan Resolusi Konflik secara Damai dalam Perspektif Islam.

Dr. Habib Chirzin juga menyampaikan tentang strategi menyelesaikan suatu konflik “Bil Hikmah wal- Mau’idzah Hasanah.” Yang pertama, seorang manajer dapat mengikut sertakan orang-orang yang sedang berkonflik pada tujuan yang lebih tinggi. Kedua Memperluas sumber daya yang ada. Konflik bisa terjadi karena sumber daya yang langka yang dibutuhkan banyak orang, seperti kesempatan, jabatan, dana, pengaruh, dan seterusnya,” tambah Habib.

Strategi penyelesaian konflik ketiga adalah penghindaran, cara ini yang sering dilakukan orang pada umumnya. Strategi keempat ialah mencari titik temu, kelima kompromi, dan keenam menggunakan kekuatan atau power. “Pemakaian power adalah cara paling kuno untuk manajemen konflik. Strategi selanjutnya adalah mengubah sifat-sifat orang yang berkonflik. Mengubah sikap orang sangtlah sukar. Namun itu adalah manajemen konfilk yang efektif untuk jangka panjang,” papar Habib

Sementara itu, Miftahul Haq, S.H.I., M.Si., selaku panitia AIK, mengungkapkan bahwa agenda AIK ini diadakan satu tahun sekali. “AIK bagi dosen tahun ini diselenggarakan selama 4 hari sejak Senin hingga Kamis (25-28/07). Dari total 600-an dosen UMY dibagi ke dalam empat gelombang, dan pelaksanaannya setiap harinya dimulai dari pukul 8.00-16.30 dengan jumlah tiga sesi ditambah dengan tadarus Al-Qur’an,” jelas Miftah.

Tema AIK untuk tahun ini adalah Reaktualisasi Nilai-Nilai Kepemimpinan dalam Islam dalam rangka peningkatan Kinerja dan Layanan Dosen. “Diharapkan dengan semangat kepemimpinan, dosen bisa melakukan proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan tanggung jawab dosen lainnya untuk mengembangkan potensi mahasiswa, dan khususnya potensi dirinya sendiri,” tambah Miftah.

Pemateri AIK tahun ini mengundang dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk memberikan materi tentang Kepemimpinan dalam Muhammadiyah dan Amal Usahanya. Pemateri tersebut antara lain adalah Dr. Agus Taufiqurrahman, Dahlan Rais, Prof. Syafiq Mughni, dan Dr. Abdul Mu’thi. “Sedangkan dari Majlis Tarjih PP Muhammadiyah memaparkan tentang kepemimpinan dalam Perspektif Al-Qur’an dan as-Sunnah, ada Dr. Habib Ilyas, Dr. Hasan Asy’ari Ulama’i, dan Prof. Yunahar Ilyas. Materi 3 tentang Manajemen Konflik, disampaikan oleh Dr. Dariyanto Irianto, Dr. Habib Chirzi, dan Prof. Syafarudin Alwi,” tutup Miftah. (deansa)

Share This Post

Berita Terkini