Berita

UMY Selenggarakan 2nd ICoSI: Ketahanan Pangan dan Energi di Indonesia Memprihatinkan

Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto MA, didampingi oleh Dr. Rizal Yaya (ketua panitia), Ir. H.M. Dasron Hamid, M.Sc (Wakil Badan Pembina Harian UMY), Ir. F.X Sutijastoto, MA (Kepala Pusat Riset dan Pengembangan, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral RI),  Dr. Bambang Supriyadi, CES, DEA (Koordinator Kopertis Wilayah V) dan Tri Widyatmoko (Kepala Bidang Pendidikan Tinggi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga DIY).
Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto MA, didampingi oleh Dr. Rizal Yaya (ketua panitia), Ir. H.M. Dasron Hamid, M.Sc (Wakil Badan Pembina Harian UMY), Ir. F.X Sutijastoto, MA (Kepala Pusat Riset dan Pengembangan, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral RI), Dr. Bambang Supriyadi, CES, DEA (Koordinator Kopertis Wilayah V) dan Tri Widyatmoko (Kepala Bidang Pendidikan Tinggi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga DIY).

Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi membuka 2nd Internasional Conference on Sustainable Innovation (ICoSI), pada Selasa (3/5). Pembukaan ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, MA di Ruang Sidang AR. Fakhruddin B Lantai 5, Kampus Terpadu UMY. ICoSI ke-2 yang bertemakan “Technology and Innovation Challenges in Natural Resources and Built Environment Management for Humanity and Sustainability” ini, bertujuan untuk menggagas inovasi-inovasi baru demi menyelesaikan permasalah pangan dan energi yang merambah di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. ICoSI ke-2 ini juga terselenggara berkat kerjasama antara UMY dengan Association of Universities of Asia and the Pasific (AUAP), Technische Universiteit Eindhoven University of Technology (TU/e) dan Singapore Polytechnic (SP)​.

Dr. Bambang Supriyadi, CES, DEA, selaku Koordinator Kopertis Wilayah V mengatakan dalam sambutannya, masalah mengenai ketahanan pangan dan energi di Indonesia memang sangat memprihatinkan. Ia juga menyayangkan minimnya inovasi yang dihasilkan oleh masyarakat, terutama dalam hal inovasi hilir. “Ketahanan pangan dan energi di Indonesia memang sangat memprihatinkan. Inovasi dalam penggunaan energi juga masih sangat kurang, terutama dalam hal inovasi hilir,” paparnya.

Karena itu menurutnya, penyelenggaraan ICoSI yang mengambil tema mengenai inovasi teknologi dengan memanfaatkan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia dan lingkungan yang berkelanjutan ini, sangat sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini. Ia juga mengharapkan hasil-hasil penelitian yang akan disampaikan pada ICoSI ke-2 tersebut, bisa benar-benar bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Hal senada juga disampaikan oleh Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, dari hasil-hasil penelitian yang akan dibahas pada ICoSI ke-2 tersebut bisa memberikan manfaat lebih bagi masyarakat. Sebab dari sana akan diketahui berbagai macam inovasi terbaru dalam mengembangkan sumberdaya alam yang melimpah ruah di negara ini. Prof. Bambang juga mencontohkan negara Cina yang saat ini sudah sangat berkembang pesat, bahkan hingga bisa memakmurkan negerinya sendiri tanpa banyak bantuan dari negara lain.

“Saya percaya bahwa kita bisa. Kita punya banyak sumberdaya manusia, dan sumberdaya alam yang bisa kita kembangkan sendiri. Saya juga percaya jika kekayaan alam yang kita miliki ini bisa kita kelola sendiri, maka Indonesia akan menjadi negara yang sejahtera dan maju. Bahkan bisa ikut menyejahterakan negara lain,” ungkapnya.

Sementara itu, Dr. Rizal Yaya Ak., CA, ketua panitia penyelenggara menambahkan bawah pada ICoSI kedua ini memang memilih tema yang bersinggungan dengan inovasi teknologi untuk melangsungkan ketahanan pangan dan energi. Sebab menurutnya hal itu sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, mengingat Indonesia saat ini sedang mengalami krisis di bidang pangan dan energi, karena banyaknya impor dari luar. “Kami percaya bahwa ini bisa bermanfaat bagi semuanya. Kami juga berharap, para pemegang kebijakan nantinya bisa mengambil kebijakan yang terus memilihara dan menjaga ketahanan pangan dan energi,” imbuhnya.

Adapun peserta pada ICoSI ke-2 berasal dari 14 negara yakni, Indonesia, Taiwan, Malaysia, Singapore, Nigeria, Swedia, Mauritania, Belanda, Australia, Inggris, Filipina, India, Afghanistan, dan Jepang. Disamping adanya peningkatan negara peserta dibanding ICoSI sebelumnya, juga terjadi peningkatan animo yang besar dari akademisi, praktisi dan peneliti lembaga penelitian yang akan menyampaikan hasil penelitian terkait tema yang dibahas dalam konferensi ini. Pada ICoSI kedua ini, terdapat sebanyak 175 abstrak yang masuk kepada panitia, meningkat 100 % dari ICoSI yang pertama di tahun 2012. Setelah melalui proses review dan seleksi akademik yang melibatkan pakar dari dalam dan luar negeri, sebanyak 68 paper lolos untuk oral presentation dan 32 paper lolos poster presentation​. (sakinah)

Share This Post

Berita Terkini