Berita

UAS Bertepatan dengan Ramadhan

Kalender Hijriyah dan Kalender Masehi memiliki perbedaan dalam jumlah harinya. Hal ini juga karena kalender Masehi berpatokan pada perputaran bumi mengelilingi matahari, sedangkan kalender Hijriyah berdasarkan orbit bulan. Jumlah hari dalam kalender Hijriyah biasanya lebih sedikit 11 hari dibandingkan kalender Masehi. Hal ini yang menjadikan datangnya Bulan Ramadhan secara kalender Hijriyah bertepatan dengan masa-masa ujian yang ditentukan dengan kalender Masehi.

Beberapa Fakultas di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada tahun ini menyelenggarakan Ujian Akhir Semester (UAS) Genap bertepatan dengan bulan Ramadhan. Fakultas yang masih menjalankan UAS saat bulan Ramadhan antara lain Fakultas ISIPOL, Pertanian, Teknik, Hukum dan Agama Islam. Sementara beberapa Fakultas tidak ada UAS karena menggunakan sistem KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). UAS berlangsung selama dua minggu dari tanggal 22 Juni sampai 4 Juli 2015. Sedangkan untuk Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan (FKIK) tidak ada UAS karena sistemnya Blok.

Dengan diselenggarakannya UAS yang bertepatan dengan Bulan Ramadhan, hal ini membawa kesan tersendiri bagi para mahasiswa. Salah satunya mahasiswi Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Galuh P. Ayu. Selama UAS berjalan, ia mengungkapkan bahwa menghadapi UAS saat bulan Ramadhan lebih sulit daripada hari-hari biasa. Hal ini karena otak membutuhkan asupan lebih untuk berfikir, sedangkan di saat puasa tidak boleh makan apa-apa. “Tetapi selain itu ada hal positifnya, sebenarnya otak menjadi dapat lebih fokus saat perut tidak kelelahan bekerja atau mencerna makanan,” terang mahasiswa yang pernah tinggal di Rusia ini, saat ditemui pada Kamis (25/6). Ia juga menambahkan bahwa dengan suasana Ramadhan, dapat menunjang kualitas ibadah dengan menambah waktu untuk beribadah. “Jadi bisa untuk memperbanyak do’a untuk UAS supaya lancar,” tambahnya.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Aura Kautsar, mahasiswi Teknik Sipil angkatan 2014. Baru menjalani masa perkuliahan selama dua semester, menjadikan pengalaman menjalankan UAS saat Ramadhan merupakan pengalaman pertama bagi Aura. Ia mengungkapkan bahwa UAS pada saat puasa sedikit menguras pikiran. “Terutama mata kuliah bahasa Inggris yang UAS-nya pukul 15.30-17.00. Saat itu sudah menjelang buka puasa, jadi sedikit menguras tenaga,” terangnya. Namun Sasa menerangkan bahwa ia tidak merasa terbebani dengan UAS yang diselenggaran bertepatan dengan Ramadhan ini. “Kebetulan mayoritas dari mata kuliah yang diujikan open book. Jadi tidak terlalu menguras otak,” ujarnya.

Berbeda dengan Galuh Wayuningtyas, mahasiswa Agroteknologi yang mengungkapkan tidak adanya ujian selama Ramadhan. Namun masih ada beberapa praktikum yang wajib dijalankan mahasiswi angkatan 2012 ini. Selain praktikum ada juga inhal, laporan praktikum dan tugas akhir yang harus dikerjakannya selama puasa. Menurutnya, tahun ini waktu luang untuk keluarga di kampung halaman menjadi berkurang. Namun ia mengungkapkan tidak keberatan dengan hal itu dan tetap menjalankan aktifitas dengan semangat. “Meski harus mengerjakan banyak tugas di kampus hingga pulang saat menjelang berbuka, tapi tetap semangat. Kalau sudah niat puasa insya Allah kuat,” tambahnya.(Deansa)

Share This Post

Berita Terkini