Berita

Piawai Berbahasa Mandarin, Mahasiswa UMY Raih Juara 2 dan 3 Tingkat DIY

IMG-20160425-WA0004Kepiawaian Berbahasa Mandarin dalam ajang lomba yang diadakan oleh Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Tionghua Yogyakarta, dua Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berhasil meraih juara II dan III di tingkat Provinsi Yogyakarta. Kedua Mahasiswa yang merupakan jurusan Hubungan Internasional UMY tersebut yakni Muhammad Iqbal angkatan 2013 berhasil meraih juara II, serta Novella Ryani angkatan 2012 meraih juara III. Sedangkan juara I diraih oleh UGM. Kompetisi Bahasa Mandarin yang dinamakan Chinese Bridge Competition “Hanyu Qiao 2016” merupakan kompetisi yang baru pertama kali diadakan di Yogyakarta dengan mengusung tema “My Chinese Dream, Wo De Zhong Guo Meng”, dan diselenggarakan pada Minggu (25/4) di Gedung Vokasi Universitas Gadjah Mada.

Diungkapkan oleh Iqbal saat ditemui di Biro Humas dan Protokol UMY pada Senin (25/4), pada kompetisi berbahasa Mandarin tersebut setiap peserta diharuskan untuk mengikuti tiga bidang perlombaan. Ketiga bidang lomba yang wajib diikuti diantaranya lomba pidato, ujian tertulis, serta tanya jawab. “Mekanisme perlombaan pidato, peserta diberi waktu minimal 80 detik hingga 90 detik. Untuk tanya jawab dari pihak panitia menyediakan amplop yang berisi pertanyaan. Begitu juga dengan ujian tertulis, semua perlombaan menggunakan Bahasa mandarin dan harus sesuai dengan tema yang dilombakan. Selain itu, peserta diharuskan mengetahui kebudayaan Tionghoa,” jelas Iqbal.

Iqbal melanjutkan, untuk pengetahuan terkait budaya Tionghoa, peserta diharuskan untuk menguasai budaya tersebut. Juri akan mencari titik kelemahan semua peserta terutama saat lomba tanya jawab dengan pertanyaan langsung dibacakan oleh juri. “Juri dalam perlombaan ini merupakan orang asli Tionghoa, disamping harus bisa fasih berbahasa Mandarin, kami semua juga dituntut menguasai seluruh budaya yang ada di Tionghoa. Hal ini karena pertanyaan yang diberikan oleh panitia tidak jauh dari kebudayaan Tionghoa,” imbuhnya.

Perlombaan yang bekerjasama dengan hanban, Confucius, UGM, serta pengembangan Bahasa Tionghoa di Yogyakarta ini, dalam penilaian setiap bidang perlombaannya berbeda, untuk lomba pidato skor 55 persen, lomba ujian tulis 30 persen, serta tanya jawab 15 persen. Disebutkan Iqbal, pemenang lomba Kompetisi China dapat ikut serta menuju perlombaan ke tingkat Nasional. “Pada pertengahan Mei nanti, kami akan ikut serta dalam kompetisi pada tingkat Nasional di Jakarta. Tepatnya pada tanggal 14-15 Mei 2016. Dan jika berhasil lolos tingkat Nasional, akan berlanjut ke tingkat Internasional dengan China sebagai penyelenggara,” ungkapnya.

Meskipun UMY belum mempunyai jurusan Sastra Mandarin, namun di Pusat Pelatihan Bahasa UMY telah menyediakan pelatihan Bahasa Mandarin, disamping Bahasa Inggris, Jepang, dan Arab. Iqbal berharap seluruh mahasiswa tetap mencari peluang apabila ada perlombaan yang serupa. “Bahasa Mandarin menjadi salah satu Bahasa yang popular selain Bahasa Inggris. Diharapkan kedepannya ada kader-kader untuk terus berprestasi, meskipun dalam pembelajaran belum ada fasilitas yang menunjang untuk berprestasi,” harap Iqbal. (hv)

Share This Post

Berita Terkini