Berita

Pengetahuan dan Teknologi Sebagai Kunic Kesuksesan Bangsa

Mengapa banyak negara tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapura bisa jauh lebih maju dari Indonesia padahal Indonesia lebih dahulu merdeka dan memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang jauh lebih besar.

Mengapa banyak negara tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapura bisa jauh lebih maju dari Indonesia padahal Indonesia lebih dahulu merdeka dan memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang jauh lebih besar. Lalu mengapa Indonesia tertinggal? Jawabannya adalah karena negara-negara tetangga tersebut menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci sukses masa depan bangsa. Negara maju baik Eropa maupun Amerika bahkan memberikan dana yang besar terhadap pendidikan dan perkembangan teknologi di negaranya.

Demikian diungkapkan oleh Prof. Dr. Amien Rais, tokoh nasional sekaligus dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI-UMY) dalam stadium general atau kuliah umum perdana  dalam Masa Taaruf (MATAF) mahasiswa baru UMY tahun ajaran 2010/2011 tahap pertama yang diikuti oleh 1400 mahasiswa dan diselenggarakan di Sportorium UMY, Rabu (28/7).

Menurut Amin harusnya Indonesia bersikap sama dengan negara-negara di atas yakni menjadikan pengetahuan sebagai kunci keberhasilan. Apalgi di jaman globalisasi ini. Indonesia tidak mungkin menghindar atau pun mengisolasikan diri dari tancapan globalisasi. Meskipun, Amin melihat bahwa globalisasi telah membawa dunia terjerembab dalam lima krisis yakni krisis kependudukan, krisis pangan, krisis lingkungan, krisis energi dan yang paling parah adalah krisis akhlak.
“Pengetahuan dan teknologilah yang akan membantu Indonesia untuk keluar dari lima krisis tersebut,”urainya.

Senada dengan Amin, Rektor UMY, Ir. Dasron Hamid, M.Sc dalam pidato penyambutannya juga menyampaikan agar para mahasiswa baru terus mengeksplorasi ilmu yang telah di pilih para mahasiswa di UMY. Menurut Dasron, UMY yang dibangun dengan fondasi nilai-nilai islam siap mengawal para mahasiswa untuk menerapkan ilmu demi kemaslahatan umat.  Sebagai simbolisasi penyambutan, Dasron memakaikan jas almamater UMY dua perwakilan mahasiswa baru yakni Wahab Urafa mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) yang berasal dari Wamena, Papua  dan Prisilia Dewi mahasiswa asal Batam, Kepulauan Riau dan tercatat sebagai mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY.

Rubianto, presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) UMY dalam pidato penyambutannya juga menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agent of change atau agen perubahan dalam pembangunan di Indonesia terutama pembangunan pendidikan. Oleh karenanya Rubi berharap mahasiswa bergerak dan belajar aktif di kampus. Rubi juga menekankan bahwa MATAF ini bukanlah ajang perploncoan para senior ke junior mengingat semakin maraknya tindak anarkisme yang terjadi pada masa orientasi mahasiswa baru di Indonesia. “MATAF adalah ajang perkenalan kampus bukan perploncoan,”tandasnya.

Share This Post

Berita Terkini