Berita

Minat Mahasiswa terhadap Pertanian dinilai Masih Kurang

IMG_5068Banyak kalangan yang masih menganggap bahwa studi pertanian memiliki prospek yang kurang di masa depan. Hal ini yang mengakibatkan sedikitnya minat mahasiswa untuk memilih studi di bidang pertanian saat memasuki masa perkuliahan. Meskipun demikian, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga terjadi di negara Inggris.
Hal ini yang disampaikan oleh Andy Jones, dosen tamu dari Harper Adams University dalam Kuliah Umum Agroteknologi di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana lantai 4 pada Selasa (26/04). Ia menyayangkan akan minimnya pengetahuan dasar masyarakat awam tentang pengaruh dari mahasiswa pertanian di lapangan. “Terutama untuk program studi Agroteknologi, orang menilai tidak ada yang dapat dilakukan setelah lulus dari studi tersebut. Padahal di agroteknologi, mahasiswa dapat belajar untuk membuat teknologi terbaru di bidang pertanian seperti misalnya robot untuk proses vertilisasi,” jelas Andy.
Minimnya minat mahasiswa di bidang agroteknologi juga disebabkan oleh faktor geografis. Andi menyebutkan bahwa untuk daerah dengan kondisi alam yang mendukung sektor pertanian, maka orang tidak begitu tertarik untuk menciptakan inovasi baru di bidang pertanian. “Padahal inovasi di bidang pertanian itu amat penting. Oleh karenanya itu yang perlu kita sadarkan kepada masyarakat luas pentingnya studi agriteknologi,” ujar Andy.
Andy menjelaskan bahwa di Inggris sendiri, meskipun banyak terdapat kota-kota besar, namun sejatinya pertanian merupakan sektor kekuatan negara tersebut. Lahan pertanian yang ada di negara Inggris sangatlah luas meskipun tipe lahannya bervariasi denga jenis tanaman yang beragam. Hal tersebut juga merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah Inggris dalam memajukan sektor pertanian di negaranya.
Andy menyebutkan bahwa sebenarnya teknologi pertanian di Indonesia bisa dikembangkan dengan melakukan penelitian dan riset. Salah satu contoh studi teknologi pertanian yang dapat dikembangkan ialah precision farming. “Salah satu contoh dari presition farming adalah dengan peralatan laser, kita dapat mengamati bentuk benih suatu tumbuhan yang terdapat didalam tanah, sehingga petani dapat menentukan langkah selanjutnya untuk mengembangkan tumbuhan tersebut. Namun sayangnya keungguan tersebut belum ada di Indonesia,” tutur Andy.
Minat mahasiswa terhadap studi Agroteknik juga dapat didorong dengan melakukan studi lintas departemen. Karena pada dasarnya, memahami ilmu pertanian saja tidak cukup untuk mengembangkan pertanian di sebuah negara. “Misalkan mahasiswa Agroteknologi dapat belajar food  science atau teknologi pangan, sedangkan mahasiswa Agribisnis dapat belajar management dan lain sebaginya,” terang Andy.
Dalam kuliah tersebut, Andy juga menjelaskan tentang perkuliahan yang ia ampu sebagai dosen di Adam Harper University, United Kingdom, yang kemungkinan dapat diadaptasi oleh mahasiswa Pertanian UMY. Salah satu contohnya adalah dengan penelitian tentang salad buah dan sajur mulai dari tahap proses pengambilan dari kebun hingga tahap penyajian yang awet untuk beberapa saat dengan kondisi tekstur yang masih baik. Baik secara genetic maupun tampilan. (Deansa)

 

Share This Post

Berita Terkini