Berita

Mahasiswa UMY Kenalkan Produk Hammock Pada Para Traveler

hammock tenda

Sejumlah mahasiswa UMY yang tergabung sebagai produsen Hammock atau ayunan gantung, mulai mengenalkan produknya pada para traveler dan pecinta alam. Produk yang mereka kenalkan tak lain adalah tenda untuk alam terbuka, yang mereka beri nama Hammock Akiramata. Hammock buatan mahasiswa UMY ini bisa dikatakan cukup berbeda dengan produk hammock sebelumnya. Karena Hammock Akiramata inilah yang menjadi pelopor penggunaan ring sebagai penghubung sekaligus menggantikan penggunaan simpul pada tali hammock.

Nurul Ilmi, mahasiswa HI UMY angkatan 2009, selaku manager project Hammock Akiramata mengatakan, bahwa produknya tersebut akan dikenalkan pada para traveler dan pecinta alam pada acara Family Gathering dan Hammock Camp I. Acara yang akan diselenggarakan pada Sabtu hingga Minggu (28-29/11) ini akan berlokasi di Hutan Pinus Imogiri, dan akan dihadiri oleh 70 peserta yang terdiri dari traveler, pecinta alam dan beberapa perwakilan suplier Akiramata di berbagai daerah di Indonesia.”Tujuan dari acara ini yakni, kami ingin mengenalkan lebih jauh lagi tentang kelebihan dari penggunaan hammock ini kepada masyarakat, khususnya traveler dan pecinta alam. Selain itu, dalam acara ini kami juga akan mengenalkan varian produk terbaru dari Hammock Akiramata,” ujarnya saat diwawancara pada Jum’at (27/11).

Ilmi juga mengungkapkan bahwa penggunaan hammock ini tentunya akan sangat berguna bagi para traveler dan pecinta alam, saat mereka sedang melakukan perjalanan di alam terbuka. “Jika pada umumnya, para traveler dan pecinta alam saat akan melakukan kemah atau perjalanan, mereka akan membawa tenda. Dan hal itu tentunya akan menjadi beban yang cukup berat bagi mereka jika dibawa. Karena itulah, untuk memudahkan mereka dan meringankan beban yang dibawa oleh para traveler dan pecinta alam, kami membuat Hammock Akiramata ini. Inilah yang akan kami kenalkan pada mereka, bahwa sebenarnya ada varian tenda lain yang bisa mereka gunakan tapi tidak memberatkan saat dibawa,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Singgih Ainin Muttaqin, mahasiswa Ekonomi Manajemen UMY angkatan 2008, yang sekaligus pencetus ide dan owner Hammock Akiramata. Menurutnya, penggunaan tenda untuk acara outdoor dinilainya kurang efisien, terutama saat musim hujan dan dari segi berat beban tenda juga demikian. “Sulit untuk memasang pasak tenda saat hujan, selain itu tenda juga rentan basah atau lembab saat hujan. Tak hanya itu, berat sebuat tenda sendiri jika ditimbang itu bisa berkisar antara tiga hingga empat kilogram, itu pun baru yang ukuran small atau medium. Karena itulah, saya memulai ide penggunaan hammock ini untuk aktivitas berkemah,” jelasnya.

Singgih juga memaparkan bahwa kelebihan dari penggunaan hammock ini sendiri selain bisa meminimalisir jumlah beban bawaan saat berkemah, sebuah hammock yang beratnya berkisar 700 gram ini bisa menahan beban hingga 350 kg. “Selain itu, dengan menggunakan hammock yang bisa menggantung ini juga bisa menjadi solusi untuk menghindari resiko basah atau lembab saat hujan, karena kami juga melengkapinya dengan flysheet atau sejenis cover untuk tenda. Kami juga sudah berencana ingin memproduksi gabungan hammock dengan flysheet. Jadi, flysheetnya tidak lagi terpisah dengan hammock,” paparnya.

Kelebihan lain yang dimiliki hammock ini, lanjut Singgih, selain bisa digantung di antara dua tiang atau pohon, juga bisa digantung dengan memakunya di tebing atau bebatuan. “Selain itu, kami juga menggunakan ring untuk menggantikan simpul pada tali hammock. Jadi hammock tersebut tidak hanya diikatkan begitu saja dengan tali. Karena kalau kita mengikat hammock itu dengan tali simpul, maka akan sulit untuk dilepaskan jika beban pada hammock semakin berat. Selain itu, ring tersebut juga memutus aliran air dari tali yang dipasangkan pada pohon. Jadi sekalipun hujan, tetap tidak akan basah. Untuk itulah, kami ingin mengenalkan produk kami ini kepada para traveler dan pecinta alam, agar mereka tidak lagi keberatan saat membawa tenda dan kesusahan dengan tenda saat hujan datang,” imbuhnya.

Singgih juga menyebutkan bahwa Hammock Akiramata ini juga sudah memiliki beberapa varian yang bisa digunakan, seperti hammock yang dilengkapi dengan kelambu untuk edisi musim panas, hammock pollar untuk menggantikan fungsi sleeping bag, dan yang baru akan dirilis adalah hammock tenda yang sudah dilengkapi langsung dengan flysheet.

Adapun pada acara bedah film “Everest” bersama Iwan Kweceng, yang merupakan salah satu dari pendaki 7 Summiters Indonesia, yang akan digelar pada malam Family Gathering, akan dimeriahkan oleh tamu tambahan sebanyak 200 orang. Tamu undangan tersebut berasal dari komunitas Pecinta Alam se-DIY. Selain itu, acara ini juga didukung oleh Eiger, UMY, Jogjakarta Land Rover Community, Planet Adventure, komet Adventure, OBKA, CK Bandana, Jangkar Camp, Top Target, Tim Bantuan Medis, Secangkir Senja dan T-Shirt Pejalan.

Share This Post

Berita Terkini