Berita

Mahasiswa UMY Ciptakan Alat Pengukur Suhu Delapan Ruangan

Temperatur merupakan informasi yang dibutuhkan pada dunia industri. Hal ini untuk menentukan kondisi suhu sebuah ruangan. Pemantauan suhu yang harus dilakukan bersama-sama secara real time mengakibatkan banyaknya alat pengukur suhu yang harus tersedia pada setiap ruang.

Hal ini mendorong mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY),  Ambar Tri Utomo melakukan penelitian untuk Tugas Akhirnya (TA). Penelitian tersebut berupa ‘Implementasi Mikrokontroller sebagai Pengukur Suhu Delapan Ruangan’.

Menurutnya pemakaian alat pengukur suhu yang banyak akan menambah pengeluaran. “Namun permasalahannya bagaimana kita bisa membuat alat ukur temperatur dengan lebih mudah dan waktu yang lebih singkat.”jelasnya ketika ditemui di Kampus Terpadu UMY Senin (14/3) siang.

Alat pengukur suhu delapan ruangan ini diciptakan karena Ambar melihat belum efektifnya alat pengukur suhu yang ada. Seperti halnya yang ada di pabrik-pabrik atau industri kecil. Biasanya mereka memasang alat pengukur suhu di tempat-tempat terpisah disesuaikan dengan kebutuhan.

“Misalnya di ruang generator, mixer, serta pemantau suhu. Alat yang digunakan paling sering yaitu memakai termometer maupun alat pengukur suhu satu saja. Sehingga semakin banyak ruang yang membutuhkan alat tersebut membuat semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu melalui alat pengukur suhu delapan ruangan ini akan memudahkan dan menghemat biaya untuk pemasangan alat tersebut.”paparnya.

Sementara alat ini terdiri dari delapan sensor sehingga dapat menjangkau delapan ruangan sekaligus dengan satu pengukur suhu. “Melalui alat ini akan lebih efisien. Karena terdiri dari delapan sensor. Dimana setiap sensor dapat ditempatkan di ruangan yang berbeda-beda tetapi dapat melaporkan atau menggambarkan keadaan temperatur setiap ruangan dalam waktu yang sama dan cepat.”terangnya.

Menyinggung cara kerjanya, Ambar menuturkan pada saat alat dinyalakan, sumber tegangan akan disuply kebeberapa komponen, yaitu mikrokontroler dan sensor LM35.

“Pada saat saklar ON, tampilan pada LCD akan langsung menampilkan nilai suhu yang terbaca secara real time. Sensor LM35 berfungsi untuk mendeteksi suhu, yang kemudian tingkat suhu yang telah terdeteksi, dikonversikan menjadi sinyal digital kemudian sinyal tersebut diproses oleh Mikrokontroler. Mikrokontroler berfungsi untuk memproses sinyal yang diterima sensor LM35. Hasilnya kemudian di tampilkan pada LCD dan komputer. Misalnya T1 = 32,5 C. Hal tersebut berarti di ruangan pertama suhunya adalah 32,5 C”paparnya.

Terkait pentingnya alat pengatur suhu dalam ruangan, Ambar menuturkan untuk menyelenggarakan aktivitas di dalam ruang agar terlaksana dengan baik manusia memerlukan kondisi fisik tertentu yang dianggap nyaman di lingkungan sekitarnya. Salah satu persyaratan kondisi fisik yang nyaman adalah suhu nyaman yaitu suatu kondisi termal udara di dalam ruang yang tidak menggangu tubuhnya.

“Suhu ruang yang terlalu rendah akan mengakibatkan kedinginan atau menggigil. Sehingga kemampuan beraktivitas menurun. Sementara itu suhu ruang tinggi akan mengakibatkan kepanasan dan tubuh berkeringat. Hal itu akan mengganggu aktivitas juga. Dapat dikatakan kondisi kerja akan menurun atau tidak maksimun pada kondisi udara yang tidak nyaman. Sehingga diperlukan sebuah alat pengukur suhu ruangan agar dapat diketahu berapa suhu ruangan yg paling nyaman atau yang paling diperlukan,”urainya.

Penelitian sekaligus pembuatan alat ini membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Dengan dibimbing oleh dua dosen, Ramadhani Syahputra, S.T, M.T dan Iswanto, S.T, M.Eng.

Share This Post

Berita Terkini