Berita

Industri Rokok Sengaja Bidik Anak Muda

Industri rokok sengaja membidik anak muda sebagai target pasar utamanya. Hal tersebut terbukti dari hasil survey iklan rokok yang dilakukan oleh Wira Setya Dharma, salah seorang Pembaharu Muda perwakilan Yogyakarta. Pada penelitian yang terangkum dalam buku “Ketika Invasi Iklan Rokok Tak Terbendung Lagi” tersebut, disebutkan bahwa iklan promosi dan sponsor rokok seringkali diletakkan di tempat dimana anak muda berkumpul, seperti sekolah, kampus, cafe, taman kota, tempat wisata, jalan utama pusat kota dan tempat olahraga.

Pada Launching buku yang dilakukan Sabtu (25/2) di Ruang Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) UMY tersebut, Wira menjelaskan bahwa di beberapa kota ditemukan perusahaan rokok yang menonjolkan huruf tertentu, serta font dan warna dari brand rokok. Padahal, dalam PP 109 tahun 2012 telah disebutkan bahwa sponsor rokok dilarang menggunakan merek dagang dan logo termasuk brand image produk.

Selain itu, ditemukan pula bahwa perusahaan rokok semakin gencar dalam mengusung brand ambassador. Bukan lagi kalangan artis, akan tetapi anak muda yang sukses dalam bidang bisnis kreatif, distro, desain grafis dan band indie juga dijadikan brand ambassador. Sehingga para follower dari anak muda tersebut yang menjadi target marketing perusahaan rokok. “Karena itu, kami berharap dari hasil survey ini dapat menyadarkan masyarakat luas khususnya pemerintah, bahwa generasi muda kita saat ini sedang dijajah oleh iklan dan promosi rokok. Selain itu, pemerintah dapat dengan tegas melarang iklan dan promosi rokok secara menyeluruh,” imbuh Wira lagi.

Selain itu, Dianita Sugiyo, Wakil Ketua MTCC UMY juga menyebutkan tentang pengaruh iklan terhadap pola konsumsi rokok anak muda. Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian yang dimuat di National Institutes of Health, 18 dari 19 penelitian menyebutkan remaja yang tidak merokok akan cenderung memiliki keinginan untuk mencoba merokok dan menjadi perokok pada akhirnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Wira ini juga dilakukan bersama 20 Pembaharu Muda lainnya, dengan objek penelitian di 15 kota di Indonesia. Pembaharu Muda sendiri merupakan kelompok anak muda dari berbagai wilayah di Indonesia, yang sudah mengikuti program pelatihan kepedulian bahaya rokok dari Yayasan Lentera Anak Indonesia (LAI). Selain itu, pada launching buku ini juga dihadiri oleh komunitas mahasiswa pengendali tembakau 9cm, peserta Tobacco Control Champion dan tim MTCC.

Share This Post

Berita Terkini