Berita

Dosen UMY ikut pelatihan sumber energi terbarukan di Belanda

Keberadaan Indonesia sebagai negara yang dilalui garis Khatulistiwa dan kebiasaan masyarakat yang memiliki hewan ternak menjadi keunggulan dan keuntungan bagi negeri ini untuk memanfaatkan serta mengembangkan sumber energi terbarukan.

Keberadaan Indonesia sebagai negara yang dilalui garis Khatulistiwa dan kebiasaan masyarakat yang memiliki hewan ternak menjadi keunggulan dan keuntungan bagi negeri ini untuk memanfaatkan serta mengembangkan sumber energi terbarukan.

Demikian disampaikan Dekan Fakultas Teknik- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FT-UMY), Tony K. Hariadi saat memaparkan laporan energy training yang diikutinya di Technische Universiteit Eindhoven (TU/e), Belanda sejak tanggal 10 – 22 Mei lalu. Di negara Kincir Angin tersebut, Tony bersama dosen Jurusan Teknik Sipil UMY, Sri Atmaja Putra mengikuti intensive training program mengenai Renewable Energy and Energy Conservation in Building Environment.

Kerjasama akademik yang berkelanjutan antara UMY dengan TU/e ini diakui Tony merupakan upaya dalam mengembangkan pendidikan energi di Indonesia, diantaranya melalui program sertifikasi energi bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat yang berminat mempelajari renewable energy.

Menurut Tony, sebagai negara yang dilalui garis Khatulistiwa, Indonesia sangat diuntungkan dengan banyaknya energi matahari yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi. Selain itu, sebagian besar masyarakat Indonesia yang memiliki hewan ternak juga menjadi poin tambah bagi negeri ini untuk memanfaatkan dan mengembangkan kotoran ternak tersebut sebagai sumber energi terbarukan, khusunya biomass dan biogas.

“Kotoran sapi, misalnya, dapat diubah menjadi gas yang nantinya ditampung dalam suatu tempat. Gas ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar sehingga masyarakat pun dapat memasak dengan gas hasil pengolahan kotoran ternak tersebut dan lebih ekonomis,” tuturnya di Kampus Terpadu, Jumat (4/6).

Oleh karenanya, Tony mengungkapkan, perlunya pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat mengetahui lebih lanjut mengenai sumber energi terbarukan. “Setidaknya masyarakat tahu jenis apa saja yang dapat dijadikan bahan energy terbarukan untuk kemudian dapat mengolahnya menjadi energi terbarukan yang ramah lingkungan serta bernilai ekonomis,” ujarnya.

Dalam penyusunan silabus, metode pengajaran, dan kurikulum tersebut, terdapat beberapa subyek yang akan dipelajari, meliputi renewable energy, solar cell, wind energy, energy in economic yang melihat energi dari sisi ekonomi, serta energy in consumer yang memandang energi dari kacamata konsumen.

Pelatihan ini bagian dari Capacity development and strengthening for energy policy formulation and implementation of sustainable energy projects in Indonesia (CASINDO) program yang dijalankan oleh Pusat Studi Energi Regional (PUSPER) UMY sebagai bentuk kerjasama Indonesia-Belanda dalam energy working group. PUSPER UMY merupakan pusat studi yang memfokuskan kegiatannya meliputi riset, pengembangan akademik, dan pengabdian masyarakat dalam bidang energi terbarukan.

Share This Post

Berita Terkini