Berita

Desain Alat Cuci Darah Milik Mahasiswa Teknik Mesin UMY Juarai Autodesk ASEAN

SAM_0023Keunggulan mahasiswa Teknik Mesin UMY kembali ditunjukkan dengan menjuarai Autodesk ASEAN Design Competition 2015 untuk yang kedua kalinya, setelah sebelumnya pada tahun 2014 desain alat bantu gerak (Myx-o) juga menjuarai kompetisi tingkat ASEAN tersebut. Kompetisi Autodesk ASEAN Design Competition 2015 yang diselenggarakan sejak bulan Agustus 2015 hingga 15 Januari 2016 kali ini diikuti oleh Adimas Hanief M dan Martin Andre Setyawan. Keduanya mengikuti kompetisi tersebut pada kategori manufaktur dengan nama produk yang mereka buat berjudul “Artificial Kidney”. Setelah menang dalam kategori tersebut, Adimas dan Martin selanjutnya akan dikirim ke Singapura untuk mengikuti Autodesk Panorama pada 21 hingga 25 Maret 2016 mendatang.

Adimas menjelaskan bahwa Autodesk ASEAN Design Competition ini diperuntukkan bagi mahasiswa di negara-negara se-Asia Tenggara dengan sistem pengumpulan proposal design sesuai dengan kategori dan kemudian diseleksi untuk diambil satu kelompok terbaik yang kemudian akan dikirim untuk mengikuti Autodesk Panorama. “Kami membuat desain digital prototyping berjudul Muhammadiyah Yogyakarta Wearable Artificial Kidney yang kemudian disingkat MY-WAK,” jelas Adimas saat ditemui di Biro Humas UMY pada Senin (29/2). Penguman pemenang kompetisi tersebut dilakukan pada 18 Februari 2016 yang lalu.

Adimas menambahkan bahwa MY WAK merupakan design alat hemodialysis (alat cuci darah) yang bentuknya seperti tas pinggang yang bisa dipakai dan dibawa kemana-mana. “Di dalam tas itu terdapat box yang dipasangi microfilter sebagai penyaring darah. Inti dari alat yang kami buat merupakan penyaring darah portable. Sehingga ke depannya masyarakat yang menderita penyakit ginjal tidak perlu ke Rumah Sakit untuk melakukan pencucian darah. Karena desain alat cuci darah yang kami buat ini sudah otomatis bisa melakukan penyaringan dan pencucian darah,” terang Adimas. Ia juga menyampaikan harapannya bahwa meskipun MY WAK baru sekedar desain, kedepannya dapat direalisasikan sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Martin Andre Setyawan juga menjelaskan bahwa kelompoknya telah memulai pengerjaan desain MY WAK sejak bulan Maret 2015 dengan dibantu oleh dua pembimbingnya yakni Tutik Sriyani, Ph.D dan Gunawan Setia Prihandanan yang keduanya merupakan dosen Teknik Mesin UMY. “Pengerjaan desain menggunakan software Fushion yang merupakan software baru dan tidak pernah diajarkan di dalam perkuliahan. Jadi kami belajar otodidak untuk mendalami software tersebut. Dan software itu yang nantinya juga akan digunakan pada kompetisi Autodesk Panorama, sehingga kami masih butuh memperdalaminya lagi,” terang Martin.

Dalam kompetisi Autodesk Panorama nanti, semua tim yang telah memenangkan kompetisi regional akan dipertandingkan satu sama lain. Dalam kategori manufaktur sendiri, Martin menjelaskan bahwa peserta akan diminta untuk melakukan oral presentation terkait desaign yang telah mereka menangkan pada kompetisi sebelumnya. “Selain presentasi, kami juga akan diberikan tantangan untuk membuat sebuah desain menggunakan software fushion dengan tema yang akan ditentukan saat perlombaan nanti. Tantangan itu harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan panitia untuk kemudian selanjutnya akan dipresentasikan lagi,” ujar Martin.

Baik Adimas maupun Martin mengungkapkan kegembiraan mereka terutama dapat membawa nama baik UMY karena telah memenangkan lomba tingkat regional dua kali berturut-turut. Mereka mengungkapkan bahwa selama ini yang berhasil memenangkan Autodesk ASEAN Design Competition adalah negara Singapura dan Rusia, namun dengan kedua kalinya mahasiswa Teknik UMY bisa membawa kemenangan dalam kompetisi tersebut semakin menambah optimisme keduanya, bahwa mahasiswa Indonesia juga tidak kalah bersaing dengan mahasiswa luar. Saat ini keduanya tengah melakukan persiapan untuk mengikuti Autodesk Panorama di Singapura mendatang. “Kami beruntung bisa mendapatkan pengalaman seperti ini. Harapannya kami akan dapat mengharumkan nama UMY dan Indonesia, terutama ketika bersaing di Autodesk Panorama mendatang,” tutup Martin. (Deansa)

Share This Post

Berita Terkini