Berita

Belajar Pelafalan Bahasa Jepang Harus Konsisten

Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PBJ UMY) kembali menerima kunjungan dari Kinjo Gakuin University, Jepang pada Jum’at (2/3) di Gedung K.H Ibrahim UMY. Kunjungan tersebut merupakan ketiga kalinya dan pada kesempatan tersebut keduanya berdiskusi tentang “Pembelajaran Bahasa Jepang (Pelafalan dan Intonasi)” serta menambah pemahaman terkait pertukuran budaya (Kouryuukai) atau Forum Budaya (Bunka Foramu).

Dedi Suryadi, M.Ed., Ph.D. selaku Wakil Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa menyampaikan acara pertukaran budaya seperti ini harus terus diapresiasi dan dijaga. “Ada banyak manfaat yang bisa diambil dari adanya pertukaran budaya ini seperti menambah kecintaan kita terhadap kebudayaan antar kedua negara. Kemudian akan menambah pengalaman bagi mahasiswa PBJ untuk mengaktualisasikan diri dan langsung berinteraksi dengan para akademisi dan mahasiswa dari Jepang. Maka kami Fakultas akan selalu mendukung hubungan nasional dan internasional serta berkomitmen melebarkan sayap ke skala Internasional,” papar Dedi.

Prof. Masafumi Isono sebagai pemateri mengungkapan bahwa dalam pelafan dan berbicara ibaratnya seperti “ichigo ichigo hakkiri shaberu” yang berarti ketika berbicara, pelafalan mengalir seperti air (bulir air). “Bisa kita ambil contoh pelafalan (hatsuon) dan intonasi pengucapan seorang presenter berita pasti akan berbeda dengan orang pada umumnya. Karena presenter sudah terlatih dan harus jelas serta lugas dalam mengungkapkan apa yang akan disampaikan. Maka untuk pelafalan berbahasa Jepang harus konsisten dan rutin dilatih serta dipraktikkan langsung agar semakin membaik dalam memperluas pembedaharaan kata,” ujar Masafumi.

Lebih lanjut Masafumi menambahkan bahwa dalam pelafalan bahasa Jepang bisa juga belajar melalui anime movie dan anime serie. “Penggunaan kata yang sering muncul di anime contohnya seperti “boku” (aku) kata ini tidak boleh digunakan saat berbicara dengan lawan bicara yang lebih tua atau yang pangkatnya lebih tinggi. “Ore” (aku) kata ini sering kali digunakan lelaki yang sama sekali tidak ingin menunjukkan kelemahan mereka. “Atashi” (aku) biasa digunakan oleh para kaum hawa. Kata ini juga menunjukkan nuansa manis dan imut seorang perempuan dan sebagainya. Selain itu juga bisa belajar dari lagu seperti Pertama, lagu soundtrack Kimi no Nawa yang berjudul Zen Zen Zen,” tandas Masafumi.

Setelah diskusi, para staf dan mahasiswa PBJ UMY menemani rombongan Kinjo Gakuin University berwisata ke Candi Borobudur. Wisata tersebut dapat menjadi media antara mahasiswa Prodi PBJ UMY dan mahasiswi Kinjo Gakuin University untuk lebih meningkatkan persahabatan di antara kedua institusi dan meningkatkan kompetensi bahasa Jepang mahasiswa Prodi PBJ. (Sumali)

Share This Post

Berita Terkini