Berita

Amerika Tetap Ingin Menjadi Kekuatan Utama Dunia

Semenjak Donald Trump mengambil alih posisi Presiden Obama pada tahun 2014, gaya kepemimpinan presiden Trump memang tak henti menuai kontroversi di dunia. Banyak kebijakan-kebijakan yang ia keluarkan kemudian berdampak besar pada politik hingga ekonomi dunia.

Di dalam buku Politik Global Amerika Dari Obama ke Trump karya Prof. Dr Bambang Cipto, dikatakan bahwa dalam melanjutkan kepemimpinan Obama merupakan hal yang meringankan Trump, karena Obama telah berhasil melewati masa-masa sulit Amerika pada saat ia memimpin. “Trump itu beruntung, Amerika sudah bagus akibat Obama,” ungkapnya dalam acara bedah bukunya di Gedung pascasarjana UMY pada Kamis (28/02).

Tidak heran kepemimpinan Trump banyak menuai kontroversi, gaya kepemimpinan yang lucu menurut Bambang dapat kita nilai dari keputusan trump dalam mengeluarkan kebijakan. Seperti keluarnya Amerika Serikat dari beberapa perjanjian seperti, kesepakatan Iklim Paris 2015, Perjanjian Nuklir, kemitraan trans-Pasifik (TPP) yang cukup membakar isu ekonomi terutama perdagangan Asia Pasifik. Kemudian juga beragam kebijakan lainya dari membuat dinding pembatas antara Meksiko dan pemberlakuan tarif dagang. “Trump ingin menghentikan kesepakatan-kesepakatan yang menurutnya konyol, semua kebijakan itu adalah rumusan kebijakan Make America First, Trump ingin tetap menjadi kekuatan utama dunia,” jelas Bambang.

Bambang dalam bukunya menggambarkan gaya kepemimpinan Obama dan Trump memang sangat berbeda. “Obama dalam memimpin Amerika kental dengan ciri leading from behind yang berati Amerika ikut membantu menegakan kesejahteraan di dunia dengan support yang Amerika berikan. Sedangkan Trump memberlakukan America First yang terkesan angkuh demi kemajuan negaraya. Donald trump lebih realis dari Obama, sementara Obama sangat Diplomatis dibanding Trump yang transaksional. Trump juga doctrinal dan memimpin dengan Hard Power, berbanding terbalik dengan Obama yang pragmatis dengan Soft Power. Jelasnya Obama Realis dan Liberal-internasionalis dan Trump Realis dan Isolasionis,” tambahnya.

Dalam bedah buku yang dihadiri oleh mayoritas mahasiswa dan mahsiswi Hubungan International se-DIY ini juga dilangsungkan Book Expo dan diskusi yang dapat memicu mahasiswa untuk belajar dan menambah wawasan. Seperti apa yang diharapkan oleh Dr. Ir. Gunawan Budiyanto Rektor UMY dalam sambutanya. Dalam menanggapi acara ini beliau berharap akan lahir diplomat-diplomat muda yang akan berjasa bagi bangsa di masa depan. “Dalam Rangka milad UMY ke-38 memang perlu diadakan diskusi ilmiah seperti ini. Dengan membahas isu internasional akan menambah wawasan global bagi mahasiswa serta pola fikir deduktif seperti tema milad tahun ini Millenials dan Gobal. Semoga dari sini banyak diplomat-diplomat muda untuk bangsa ini,” pungkasnya. (Pras)

Share This Post

Berita Terkini